Manusia dan Harapan, Manusia dan Pandangan Hidup & Manusia dan Tanggung Jawab - Ukhy Knowledge

Sunday 31 May 2015

Manusia dan Harapan, Manusia dan Pandangan Hidup & Manusia dan Tanggung Jawab



Manusia dan Harapan
Setiap manusia mempunyai harapan yang berbeda-beda. Manusia tanpa adanya harapan berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya. Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan kemampuan masing-masing. Berhasil atau tidaknya suatu harapan tergantung pada usaha orang yang mempunyai harapan itu sendiri. Harapan berasal dari kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi, sehingga harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat terjadi. Dengan demikian harapan menyangkut masa depan kita.
Masih ingatkah dengan ungkapan ‘bagai pungguk merindukan bulan’ dimana mengharapkan sesuatu yang terlampau tinggi. Bahwa sebenarnya harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agar harapan tersebut dapat terwujud, maka perlu usaha dengan sungguh-sungguh. Bila dibandingkan dengan cita-cita, maka harapan mengandung pengertian tidak terlalu muluk, sedangkan cita-cita pada umumnya digambarkan setinggi bintang.
Manusia dan Pandangan Hidup
Pengertian Pandangan hidup
Setiap manusia mempunyai pandangan hidup. Pandangan hidup itu bersifat kodrati karena ia menentukan masa depan seseorang. Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup di dunia. Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya.
Dengan  demikian  pandangan  hidup  itu bukanlah  timbul  seketika  atau  dalam  waktu yang  singkat saja, melainkan  melalui  proses  waktu yang lama dan  terus menerus,  sebingga basil  pemikiran  itu dapat  diuji kenyataannya.Hasil pemikiran itu dapat diterima oleh akal, sehingga diakui kebenarannya. Atas dasar ini manusia  menerima  hasil pemikiran  itu sebagai pegangan,  pedoman,  arahan,  atau petunjuk yang disebut  pandangan  hidup.
Pandangan hidup berdasarkan asalnya yaitu terdiri dari 3 macam :
1.      Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya
2.      Pandangan hidup yang berupa ideology yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada suatu Negara
3.      Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya.
Mempunyai pandangan hidup dalah jalan utama untuk menemukan cita-cita.
Manusia dan Tanggungjawab
Tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Sehingga bertanggungjawab adalah kewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya, atau memberikan jawaban dan menanggung akibatnya. Tanggungjawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja.
Macam-macam Tanggungjawab :
o       Tanggungjawab terhadap diri sendiri
o       Tanggungjawab terhadap Keluarga
o       Tanggungjawab terhadap  masyarakat
o       Tanggungjawab terhadap bangsa / negara
o       Tanggungjawab terhadap Tuhan
Kesimpulan
1. Manusia dan Harapan
Berharap merupakan suatu tindakan kodrati dari manusia, dari harapan tersebut selanjutnya dapat digunakan sebagai titik tolak untuk berusaha sungguh-sungguh mencapai harapannya tersebut. Namun yang perlu diingat harapan harus sejalan dengan kepercayaan baik kepada Tuhan Yang Maha Esa maupun kepercayaan pada diri sendiri. Harapan juga sudah sewajarnya harus dibarengi dengan usaha yang sungguhh-sungguh.
2. Manusia dan Pandangan Hidup
Pandangan hidup dapat digambarkan sebagi pegangan hidup individu untuk menjalani kehidupan ini. Pandangan hidup ini terbagi menjadi pandangan hidup agama, ideology dan renungan.
3. Manusia dan Tanggung Jawab
Tanggung Jawab merupakan suatu bentuk sikap berani mengambil resiko terhadap apa saja yang dilakukan baik itu hasilnya memuaskan atau tidak. Sikap ini hendaknya dimiliki oleh semua orang, bukan hanya tanggung jawab pekerjaan saja namun juga tanggung jawab terhadap diri sendiri, keluarga, lingkungan, agama, negara, dll.
Studi Kasus Manusia dan Harapan & Pandangan Hidup
Bertutur dari legenda hidup seorang anak yang bernama Joko Widodo dari seorang ayah yang berprofesi sebagai tukang kayu dan tinggal dan hidup di pinggiran sungai. mengisahkan masa kecil JokoWi yang suka berburu telur bebek untuk selalu semangat dan terus bersekolah sambil terus mendengarkan musik Rock kesukaannya.
JokoWi kepincut dengan seorang gadis sederhana bernama Iriana dan ini menjadi pendorong semangatnya setelah ditinggal oleh Pak Notomiharjo yang ia anggap tidak hanya sebagai orang tua tapi guru sekaligus sahabatnya.
Dari desa Srambatan, JokoWi menulis sejarah baru sampai memimpin kota Solo dan melenggang ke Ibukota menjadi Gubernur DKI Jakarta.
Joko Wi diakui adalah pemberian seorang pengusaha Perancis yang mengaguminya bahwa pilihan yang terbaik selalu ada bagi mereka yang berani berjuang.

Studi Kasus Manusia dan Tanggung Jawab

Zefanya (11 tahun) dan Nafiri (6 tahun) berselisih usia cukup jauh. Tapi rasanya mereka lebih sering berkelahi daripada rukun. Jangankan si kakak ikut menjaga atau mengurus adiknya. Bisa-bisa malah pecah ’perang dunia’. Ujung-ujungnya, si kakak membanting pintu kamar, dan si adik menangis keras-keras.

Penggalan pengalaman di atas tak asing bagi Anda? Ya, itulah yang kerap terjadi dengan anak-anak. Padahal, Anda berharap, semakin besar anak, seharusnya ia semakin bisa diandalkan. Termasuk untuk membantu mama menjaga adik, tentunya.

Membesarkan anak yang mau ikut bertanggungjawab terhadap diri sendiri, terhadap tindakannya dan terhadap lingkungannya memang tak mudah. Namun jika berhasil membentuk mereka menjadi seperti itu, ibu mana yang tak bangga? Jadi mulai saat ini tanamkan rasa tanggung jawab di dalam pribadi anak, baik itu tanggung jawab terhadap diri sendiri, tugas sekolah, tugas di rumah, beribadah, dll. Misalkan anak diajarkan agar tidak mengerjakan tugas mendekati deadline,dll.
Sumber :
Ilmu Budaya Dasar oleh M Habib Mustopo
Study Kasus dari Googling

No comments: