Perspektif Realisme Dalam Hubungan Internasional - Ukhy Knowledge

Sunday 16 August 2015

Perspektif Realisme Dalam Hubungan Internasional


1.      Sejarah Realisme
Seperti yang diketahui, Hubungan Internasional merupakan disiplin ilmu yang bersifat dinamis. Hal tersebut disebabkan karena banyaknya perbedaan cara pandang dalam melihat hubungan internasional itu sendiri. Tidak heran terdapat perdebatan besar-perdebatan besar yang muncul mengenai perbedaan perspektif tersebut. Realisme merupakan salah satu contoh perspektif dalam Hubungan Internasional. Perspektif ini tidak dapat dipertanyakan mengenai kekuatan bertahannya dalam Hubungan Internasional. Faktanya, banyak masyarakat yang menerima pemikiran kaum Realis karena menyediakan alasan-alasan yang logis dan sampai kapan pun akan terus ada sehingga menurunkan teori-teori turunannya. Dalam pandangan kaum Realis, negara merupakan aktor utama, sementara aktor non-state dipandang tidak penting. Anarki merupakan salah satu dari ciri Realisme dimana negara memegang kedaulatan tertinggi, tidak ada yang lebih/paling berkuasa di atas negara. Contoh dari pemikiran Realis mengenai hal ini adalah Uni Eropa dimana setiap negara masih memegang kedaulatannya. Realisme memandang mengenai international politic yang bersifat kompetitif dan cenderung konfliktual. Negara berkonflik untuk survive. Survive merupakan satu dari asumsi utama Realisme, selain survive kaum Realis menggunakan relative game daripada absolute game. Dalam hal ini Realisme melihat mendapatkan sedikit lebih baik daripada tidak mendapatkan sama sekali
2.      Perspektif realis dalam hubungan internasional

Realis menganggap bahwa negara berdaulat adalah kunci dalam hubungan internasional. Realis beranggapan bahwa dengan membangun kedaulatan yaitu dengan memperkuat kekuatan negara adalah kunci untuk mendapatkan sebuah perdamaian. Dengan adanya kedaulatan maka keamanan negara akan bebas dari berbagai ancaman.
Pada dasarnya setiap negara dalam hubungan internasional dimotivasi oleh sebuah dorongan kekuasaan untuk mengejar kepentingan nasional . realisme sangat menantang liberalisme. Realism menganggap bahwa masalah utama dalam hubungan internasional adalah kondisi anarki, yang berarti tiadanya sebuah otoritas kedaulatan pusat yang mengatur berbagai hubungan di antara negara-negara.
Realisme berpandapat bahwa konflik merupakan realitasa yang selalu ada dalam hubungan internasional. Niat agresif dari berbagai negara ditambah tidak adanya pemerintah dunia yang mengatur negara-negara.
Untuk memperkuat keamanan negara serta mencegah satu negara manapun untuk menjadi adikuasa yang dapat menjadi ancaman bagi perdamaian dan keamanan bagi negara-negara lainnnya. Membentuk aliansi-aliansi antar negara untuk mempelihara sebuah persamaan tatanan dan keamanan.
Institusi-institusi dan hokum internasional memainkan peran penting dalam hubungan internasional, tetapi hanya bias efektif jika didukung oleh kekuatan atau sanksi efektif.
3.      Ide-ide dan Asumsi Realisme
Manusia pada hakikatnya adalah makhluk selfish (mementingkan diri sendiri). Negara, layaknya manusia, bertingkah laku mementinkan dirinya sendiri. Karena negara merupakan actor utama dalam hubungan internasional. Dua hal penting tentang negara-negara adalah :
a)      Negara itu berdaulat. Kedaulatan adalah konsep kunci dalam hubungan internasioanl.
b)      Negara dimoticasi oleh kepentingan nasioanl. Mereka mengarahkan kebijakan luar negeri untuk meraih kepentingan nasional.
Kekuasaan merupakan kunci untuk memahami tingkah laku internasional dan motivasi negara. Hubungan internasional penuh konflik. Karena setiap negara memiliki niat agresif yang anarki.


No comments: