Jalur Pengaruh Kebudayaan dan Pendidikan di dunia - Ukhy Knowledge

Wednesday 27 January 2016

Jalur Pengaruh Kebudayaan dan Pendidikan di dunia


  A.    Pengaruh Yunani atas Kebudayaan dan pendidikan.
Pengaruh Yunani mulai sangat perngaruh atas kebudayaan dan pendidikan. Dikalangan ilmuan muslim pengaruh yunani mulai berpengaruh pada masa Bani Umayyah. Di masa itu filsafat yunani banyak digunakan oleh ilmuan-ilmuan muslim dalam mengembangkan kemajuan pendidikan Islam, yang mana telah melahirkan ilmuan-ilmuan islam seperti, Jabbir Ibnu Hayyan, Al-Khindi, Al razi, Al-khuwarizmi, Al-farobi, ibnu umar khayyan, ibnu rusydi dan sebagainya, melalui merekalah pengetahuan islam telah melakukan infestigasi dalam ilmu ke dokteran, teknologi, matematika, geografi dan bahkan sejarah.
            Dan puncak perkembangan kebudayaan yunani dalam pemikiran islam adalah pada masa Bani Abbasiyah. Seluruhnya berawal dari kreatifitas para penguasa Bani Abbasiyah. Dalam bidang pendidikan, telah didirikan dua lembaga pendidikan yaitu Maktab dan Masjid. Yaitu maktab sebagai lembaga pendidikan anak-anak untuk mengenal dasar-dasar bacaan, hitungan, dan tulisan, sedangkan Masjid adalah tempat para remaja untuk mengenal dasar-dasar agama , seperti tafsir, hadits, fiqh, dan bahasa.
            Ketika Bani Abbasiyah telah benar memegan kekuasaan Islam, mulailah Islam terjadi transformasi besar-besaran yaitu penerjemahan buku peninggalan Yunani dalam bahasa Arab terutama dalam bidang kedokteran dan filsafat. Yang dibagi menjadi tiga periode :
1.      Masa Kekhalifaan Al-Manshur sampai akhir masa harun al-Rasyid, buku yang terjemahkan :
Kalila Wa dimah ( Mitologi Persia)
Simbad ( India)
Buku-buku Logika (manthiq) Aristoteles.
2.      Periode al-Ma’mun, yaitu dari tahun 198 sampai 300 H.Al-ma’mun kholifah yang banyak berjasa dalam menerjemahkan karya-karya yunani, yang dibaca oleh karya ilmuan muslim ini memberikan motifasi untuk menggunakan logika dalam membahas ajaran islam dan mengembangkan serta menemukan berbagai macam ilmu pengetahuan yang baru. Pada periode ini, penerjemahan buku-buku filsafat mulai mendapatkan porsi yang lebih besar daripada kedokteran,
3.      Periode ketiga adalah periode paska al-Makmun yang memunculkan beberapa penerjemah handal seperti Mata bin Yunus, Sannan bin Tsabit, Yahya bin Adi, Ibn Zur’ah. Pada periode inipun, yang mendapatkan porsi terbesar adalah penerjemahan buku-buku filsafat, terutama karya-karya Aristoteles.
Faktor Pendorong Penerjemahan Secara Besar-besaran.
·         kemajuan intelektual umat Islam cenderung datar.
·         pemikiran keagamaan umat Islam sudah melonjak jauh
·         terdapatnya kecenderungan para khalifah Abbasiyah
B.     Pengaruh Dari Barat
Dengan adanya perkembangan Barat yang pesat membuat saat ini  muncul stereotype bernada negatif atas budaya Barat. Di Indonesia, budaya Barat disebar seiring kekuasaan kolonial. Barat yang dimaksud di dalam tulisan ini adalah Negara-negara Eropa, terutama Belanda, yang melakukan kolonisasi atas kepulauan Nusantara. Dengan demikian, terdapat pengaruh Barat tertentu yang terus membekas di dalam struktur kebudayaan hingga kini. Misalnya sistem pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu komponen nonmaterial kebudayaan yang punya peran signifikan dalam melestarikan suatu budaya. Selain pendidikan, mekanisme administratif pemerintahan Belanda juga punya pengaruh tersendiri atas pembentukan sistem sosial maupun politik. Sisa-sisa pengaruh ini kurang begitu kuat mempengaruhi benak kesadaran masyarakat, sebagai contoh bangsa Barat utama yang pengaruhnya cukup membekas adalah Portugis dan Belanda. Terutama Belanda, budaya kedua bangsa ini sebagian terserap ke dalam struktur budaya Indonesia.
Dalam segi kebudayaan pengaruh barat sangatlah besar karena diiringi dengan peninggalan-peninggalan yang dapat kita temui dan menjadikannya sesuatu yang membekas dalam suatu wilayah atau negara, sebagai contoh Indonesia yang dijajah oleh Portugis dan Belanda yang begitu lama, pasti meninggalkan jutaan kebudayaan Barat yang sampai saat ini dapat kita rasakan, dalam berbentuk maupun tidak berbentuk, jika dalam berbentuk kita dapat melihat bangunan atau benteng-benteng sisa dari peninggalan barat.
Sebagai contoh, tahun 1641 orang Belanda merebut Malaka dari Portugis. Sebelumnya, tahun 1619 mereka sudah membangun benteng kuat di Batavia saat menguasai Banten, pelabuhan dagang nusantara lain yang penting. Tahun 1755, VOC mengadakan perjanjian Gianti dengan Mataram Islam, kerajaan yang merupakan salah satu rival mereka dalam menguasai jalur dagang. Dalam perjanjian Gianti, Mataram dipecah menjadi Yogyakarta, Surakarta, dan Mangkunegara. Tahun 1799, VOC (perusahaan swasta Belanda) bangkrut. Mulai tahun tersebut orang-orang Belanda mengatasnamakan Kerajaan Belanda dalam mengelola Indonesia. Dengan ini kita dapat melihat bahwasannya pengaruh barat dalam bidang kebudayaan sangatlah besar dan dapat berkembang ke generasi selanjutnya dengan baik, agar tetap terjaga.
Dalam bentuk lainnya kebudayaan barat juga meninggalkan bentuk-bentuk peninggalan di Indonesia seperti: Rumah Tinggal, Peninggalan budaya Belanda lain adalah rumah tinggal, seperti diketahui, orang-orang Belanda kebanyakan tinggal di sentra-sentra kegiatan ekonomi di mana tanah dan material bangunannya cukup mahal, selain orang biasa, konstruksi bangunan Belanda juga banyak dipakai oleh keluarga-keluarga priyayi Indonesia. Kemudian kebudayaan selanjutnya dari segi Agama, kebudayaan barat juga menyebarkan keyakinannya terhadap negara-negara yang di jajahnya Naiknya dominasi Belanda membuat pergerakan misionaris Katolik Portugis tersendat untuk kemudian digantikan zending Protestan Belanda. Kekuatan pengaruh Katolik Portugis hanya tersisa di Flores dan Timor. Pengaruh Belanda di bidang agama terutama di Sumatera Utara (terutama di Tanah Batak), Sulawesi Utara (terutama di Manado dan Minahasa), Kepulauan Maluku (terutama di Ambon), Papua (termasuk Papua Barat), serta Sulawesi Tengah-Selatan (terutama Tana Toraja). Begitulah contoh-contoh penyebaran kebudayaan yang tersebar.
Terlepas dari itu semua, penyebaran kebudayaan juga memiliki dampak yang buruk terdapat didalamnya, Salah satu gejala sosial yang paling sederhana, dapat dilihat pada permasalahan perasaan malu. Jika dulu perasaan malu dominan dalam kehidupan masyarakat, namun kini perasaan tersebut semakin menipis dan menguap, sehingga melicinkan mereka untuk melakukan hal-hal yang semula di pandang kurang bahkan tidak pantas. Di antara pengaruh dunia Barat yang tertanam pada bangsa kita, khususnya anak usia sekolah adalah sebagai berikut: Narkoba dan miras, hal ini tidak lepas dari bawaan barat yang buruk di era sekarang karena dapat mempengaruhi satu dengan lainnya, tidak ada hubungannya narkoba dengan prestasi, gengsi, kemajuan zaman. Selain itu terdapat sek bebas yang marak terdapat diberbagai negara terutama kebudayaan barat Kebobrokan semakin telanjang. Indonesia makin terbelenggu syahwat (harta, tahta dan wanita), kenyataan menjadi malapetaka dan ironisnya, Indonesia semakin tenggelam dalam hubungan syahwat dan bermandikan birahi korupsi, kolusi, nepotisme, perselingkuhan, perzinahan, pelecehan seksual dan obral aurat bukan barang yang aneh lagi. Itulah contoh dari sebuah pengaruh buruk dari kebudayaan barat yang berlangsung pada saat ini.
Dalam segi Pendidikan, kebudayaan barat memberikan dampak-dampak yang semuanya dapat dibincangkan seperti halnya yang terjadi di Indonesia, salah satu pengaruh peradaban Belanda atas struktur budaya Indonesia adalah pendidikan. Sistem pendidikan Belanda bersaing dengan sistem pendidikan lokal Indonesia yang umumnya berupa pecantrikan dan mandala. Juga, sekolah-sekolah Belanda mulai menyaingi pesantren, lembaga pendidikan yang banyak dipengaruhi Islam.

Sekolah, sebagai basis proses pendidikan formal Indonesia saat ini, merupakan wujud nyata membekasnya pengaruh Belanda. Peserta didik dibagi ke dalam lokal-lokal menurut rombongan belajar, di setiap kelas peserta didik duduk dalam beberapa banjar menghadap ke depan, dan guru berdiri di muka kelas selaku narasumber utama belajar. Ini serupa dengan struktur kelas di dalam gereja sejak masa skolastik Eropa. Namun, sistem persekolahan Belanda awalnya bersifat segregatif. Ada sekolah khusus Belanda dan Eropa seperti Europesche Lagere School (ELS), untuk Tionghoa semisal Hollands Chinese School, ataupun Indlansche School untuk pribumi.
Ciri umum sistem pendidikan Belanda adalah pembagian jenjang pendidikan berdasarkan tahun. Misalnya suatu jenjang pendidikan dasar ditempuh selama lima atau enam tahun dan lanjutannya selama tiga tahun. Selain itu, terdapat prasyarat usia sebelum seorang peserta didik dimasukkan ke jenjang pendidikan tertentu. Sistem pendidikan barat di Indonesia lebih serius digarap Belanda sejak abad ke-18 dan semakin tegas tatkala Politik Etis diberlakukan tahun 1911 lewat tokoh liberalnya, Van Deventer. Sebelum Politik Etis, tujuan pembentukan sistem pendidikan Belanda bagi orang Indonesia sekadar untuk menyediakan tenaga ahli yang murah untuk mengerjakan administrasi kolonial. Ini guna mengantisipasi meluasnya wilayah kekuasaan Belanda. Luasnya wilayah kelola tentu diiringi kerumitan serupa dalam tata administrasinya.
Interaksi sosial dan budaya yang dialaminya, juga dapat menimbulkan permasalahan-permasalahan dari dalam kehidupan mereka. Pada saat tersebut, mereka pun secara jelas sedang mengalami goncangan-goncangan yang sering bermakna pada anggota badannya hingga membingungkan.
Dalam kehidupan antar bangsa yang tidak dapat kita hindarkan adalah terdapatnya interaksi budaya dan norma antar barat dan timur dalam kehidupan sehari-hari. Sebagaimana kita ketahui dan sadari setiap interaksi sosial akan memberikan pengaruh satu dengan yang lain, baik langsung ataupun tidak langsung, sedikit ataupun banyak pengaruh tersebut dapat berbentuk adaptasi yang positif, dalam arti tidak menimbulkan kegoncangan dan permasalahan. Namun tidak jarang dapat merusak dan mencemaskan serta merugikan kebudayaan bangsa yang dihormati dan diamalkan aspek-aspeknya. dalam kehidupan sehari-hari bukan tidak mungkin akan terdesak dan semakin ditinggalkan oleh mereka yang sangat tertarik, bahkan tergila-gila dengan unsur-unsur budaya asing. Kenyataan menunjukan bahwa kadangkala orang timur yang terpesona dengan kebudayaan barat akan hidup dengan pola kebarat-baratan dan antipati terhadap budaya bangsa sendiri.







No comments: