SOSIOLOGI_KEWENANGAN KEKUASAAN DAN KEPEMIMPINAN - Ukhy Knowledge

Saturday, 29 November 2014

SOSIOLOGI_KEWENANGAN KEKUASAAN DAN KEPEMIMPINAN


Pengantar
           Kekuasaan mempunyai peranan yang dapat menentukan nasib berjuta-juta manusia.Oleh kerena itu,kekuasaan (power) sangat menarik perhatian para ahli ilmu pengetahuan kemasyarakatan. Beda antara kekuasaan dengan wewenang ( authority atau legalized power) ialah bahwa setiap kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain dapat dinamakan kekuasaan. Sedangkan wewenang ialah kekuasaan yang ada pada seseorang atau sekelompok orang yang mempunyai dukungan atau pendapat pengakuan dari masyarakat.Kekuasaan itu lambat laun akan diidentifikasi dengan orang yang memegangnya.
Kekuasaan :
Sosiologi tidak memandang kekuasaan sebagai suatu yang baik atau buruk, namun sosiologi mengakui kekuasaan sebagai unsur yang penting dalam kehidupan suatu masyarakat.
Kekuasaan ada dalam setiap bentuk masyarakat, baik yang bersahaja maupun masyarakat yang kompleks.
Adanya kekuasaan tergantung dari hubungan antara yang berkuasa dan yang dikuasai, atau dengan perkataan lain, antara pihak yang memiliki kemampuan untuk melancarkan pengaruh dan pihak lain yang menerima pengaruh itu, dengan rela atau karena terpaksa.
Apabila kekuasaan dijelmakan pada diri seseorang, biasanya orang itu dinamakan pemimpin, dan mereka yang menerima pengaruhnya adalah pengikut-pengikutnya.
Wewenang :
  Adalah kekuasaan yang ada pada diri seseorang atau sekelompok orang yang mendapat pengakuan masyarakat.Sebagai suatu proses, baik kekuasaan maupun wewenang merupakan suatu pengaruh yang nyata atau ptensial. Mengenai pengaruh tersebut, lazimnya diadakan pembedaan diantaranya :
Pengaruh bebas yang didasarkan pada komunikasi dan bersifat persuasif
Pengaruh tergantung atau tidak bebas menjadi efektif karena ciri tertentu yang dimiliki oleh pihak-pihak yang berpengaruh. Pada jenis pengaruh ini, mungkin terjadi proses-proses sebagai berikut :
a.Pihak yang berpengaruh membantu pihak yang dipengaruhi untuk mencapai tujuannya, atau pihak yang berpengaruh mempunyai kekuatan untuk memaksakan kehendaknya.
b.Pihak yang berpengaruh mempunyai ciri-ciri tertentu yang menyebabkan pihak lain terpengaruh olehnya. Ciri-ciri tersebut adalah :
1) kelebihan di dalam kemampuan dan pengetahuan
2) sifat dan sikap yang dapat dijadikan pedoman perilaku yang pantas atau perilaku yang diharapkan
3) mempunyai kekuasaan resmi yang sah.
Hakekat Kekuasaan Dan Sumbernyaaan
           Max Weber mengatakan kekuasaan adalah kesempatan seseorang atau sekelompok orang untuk menyadarkan mesyarakat akan kemaunyanya-kemauanya sendiri,dengan sekaligus menerapkan terhadap tindakan – tindakan perlawanan dari orang – orang atau golongan tertentu.Kekuasaan berada dimana-mana,namun yang tertinggi adalah Negara. Secara formal negara mempunyai hak untuk melaksanakan kekuasaan tertinggi. Kalau perlu, dengan paksaan. Juga negaralah yang membagi-bagikan kekuasaan yang lebih rendah derajatnya. Itulah yang dinamakan kedaulatan (sovereignity). Kedaulatan biasanya dijalankan oleh segolongan kecil masyarakat yang menamakan diri the ruling class.
Sifat dan hakikat kekuasaan :
1. SIMETRIS
Hubungan persahabatan
Hubungan sehari-hari
Hubungan yang bersifat ambivalen
Pertentangan antara mereka yang sejajar kedudukannya.
2. ASIMETRIS
a. Popularitas
b. Peniruan
c. Mengikuti Perintah
d. Tunduk pada pemimipn formal dan informal
e. Tunduk pada seorang ahli
f. Pertentangan antara mereka yang tidak sejajar kedudukannya
g. Hubungan sehari-hari.

             Kekuasaan dapat bersumber pada bermacam-macam faktor. Apabila sumber-sumber kekuasaan tersebut dikaitkan dengan kegunaannya. Maka dapat diperoleh gambaran sebagai berikut :
Sumber Kekuasaan
1. SUMBER
Militer, PoLisi, Kriminal
Ekonomi
Politik
Hukum
Tradisi
Ideoligi
Diversionary power
2. KEGUNAAN
Pengendalian kekerasan
Mengendalikan tanah, buruh, kekayaan material, produksi
Pengambilan keputusan
Mempertahankan, Mengubah, melancarkan interaksi
Sistem kepercayaan nilai-nilai
Pandangan hidup, integrasi
Kepentingan Reaktif.
Kekuasaan tertinggi dalam masyarakat dinamakan pula kedaulatan (sovereignity) yang biasanya dijalankan oleh segolongan kecil masyarakat. Oleh Gaetona Mosca, disebut the ruling class.

Unsur- unsur saluran kekuasaan dan dimensinya
        Kekuasan yang dapat dijumpai pada interaksi sosial antara manusia maupun antar kelompok mempunyai beberapa unsur pokok,yaitu :
     1.Rasa takut
menimbulkan suatu kepatuhan terhadap segala kemauan dan tindakan orang yang ditakuti tadi. Rasa takut merupakan perasaan negatif karena seseorang tunduk kepada orang Iain daIam keadaan terpaksa, terjadi karena otoriter sebuah pemimpin yang akan menimbulkan  kecenderungan untuk berontak.
     2.Rasa Cinta
Menghasilakn hal-hal yang positif yang sudah mendarah daging bagi pelakunya. Rasa cinta yang efisien seharusnya dimulai dari pihak penguasa. Apabila ada suatu reaksi positif dari masyarakat yang dikuasai, kekuasaan akan dapat berjalan dengan baik dan teratur.
     3.Kepercayaan
Kepercayaan dapat timbul sebagai hasil hubungan langsung antara dua orang atau lebih yang bersifat asosiatif.
     4.Pemujaan
Kebenaran dari setiap tindakan penguasa.

Saluran – saluran dalam masyarakat :
   1.Saluran Milite: penguasa akan lebih barn mempergunakan .paksaan (caercion) serta kekuatan militer (milit force) di dalam melaksanakan kekuasaannya. Tujuan utama ada untuk menimbulkan rasa takut dalam diri masyarakat sehingga mer tunduk kepada kemauan penguasa atau sekelompok orang-orang yang dianggap sebagai penguasa. Hal ini banyak dijumpai pada negara-negara totaliter.
   2.Saluran Ekonomi: penguasa berusaha untuk menguasai kehidupan masyarakat. Dengan jalan menguasai ekonomi serta kehidupan rakyat tersebut, penguasa dapat melaksanakan peraturan-peraturannya serta akan menyalurkan perintahperintahnya dengan dikenakan sanksi-sanksi yang tertentu.
    3.Saluran Politik: penguasa dan pemerintah berusaha untuk membuat peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh masyarakat.
    4.Saluran Tradisional: Dengan cara menyesuaikan tradisi pemegang kekuasaan dengan tradisi yang dikenal di dalam sesuatu masyarakat,
     5.Saluran Ideologi: Penguasa-penguasa dalam masyarakat biasanya mengemukakan serangkaian ajaran-ajaran atau doktrin-doktrin, yang bertujuan untuk menerangkan dan sekaligus memberi dasar pembenaran bagi pelaksanaan kekuasaannya. Hal itu dilakukan supaya kekuasaan dapat menjelma menjadi wewenang.
   6.Saluran-saluran lain:misalnya alat-alat k massa seperti surat kabar, radio, televisi, dan lain-lainnya. Selain itu, dapat pula dipergunakan saluran rekreasi yang biasa digunakan masyarakat mengisi waktu senggangnya, seperti sandiwara rakyat. yang sangat pesat di bidang teknologi alat-alat komunikasa menyebabkan saluran tersebut pada akhir-akhir ini mendapatkan yang penting sebagai saluran pelaksanaan kekuasaan yang oleh seorang penguasa
     Apabila dimensi kekuasaan ditelaah, ada kemungkinan-kemungkinan di antaranya:
a. kekuasaan yang sah dengan kekerasan;
b. kekuasaan yang sah tanpa kekerasan;
c. kekuasaan tidak sah dengan kekerasan;
d. kekuasaan tidak sah tanpa kekerasan.
Cara-cara mempertahankan kekuasaan:
    1.Menghilangkan peraturan lama,terutama dalam bidang politik yang merugikan kedudukan penguasa, keadaan tersebut biasanya terjadi pada waktu ada pergantian kekuasaan dari seseorang penguasa kepada pennguasa lain (yang baru);
    2.Mengadakan system-sistem kepercayaanyang akan dapat memperkokoh kedudukan penguasa atau golongannya, yang meliputi agama, ideologi dan seterusnya;
      3.Pelaksanaan administrasi dan birokrasi yang baik
     4.Mengadakan konsolidasi vertical dan horizontal.
Beberapa bentuk lapisan kekuasaan
       Menurut Mac Iver  ada tiga pola umum sisem kekuasaan atau piramida kekuasan :
     1.Tipe pertama( bertipe kata) adalah sistem  lapisan kekuasaan dengan garis pemisah yang tegas  dan kaku. Dijumpai dalam masyarakat berkasta.
     2.Tipe Oligarkis adalah tipe yang masih mempunyai garis pemisah yang tegas. Akan tetapi, dasar pembedaan kelas-kelas sosial di tentukan oleh kebudayaan masyarakat, terutama pada kesempatan diberikan kepada para warga untuk memperoleh kekuasaan-keku tertentu. Bedanya dengan tipe yang pertama adalah walaupun kedudukan para warga pada tipe kedua masih didasarkan pada kelahiran ascribed status, individu masih diberi kesempatan untuk naik lapisan.
     3.Tipe demokratis menunjukan kenyatan akan adanya garis pemisah antara lapisan yang sifatnya mobil sekali.Di unggulkan dalam kemampuan dan bukan kelahiran.
Wewenang
       Dimana –mana juga ada wewenang namun tidak selalu berada dalam satu tangan dengan kekuasaan. Wewenang dimaksudkan sebagai suatu hak yang telah ditetapkan dalam tata tertib sosial untuk menetapkan kebijaksanaan, menentukan keputusan-keputusan mengenai masalah-masalah penting, dan untuk menyelesaikan pertentangan-pertentangann. Dengan kata lain, seseorang yang mempunyai wewenang bertindak sebagai orang yang memimpin atau membimbing orang banyak
Ada beberapa bentuk wewenang :
1. Wewenang Kharismatis, Tradisional, dan Rasional (Legal)
Perbedaan antara wewenang kharismatis, tradisional, dan rasional (legal) dikemukakan oleh Max Weber. Pembedaan tersebut didasarkan pada hubungan antara tindakan dengan dasar hukum yang berlaku.
Wewenang kharismatis merupakan wewenang yang didasarkan pada kharisma, yaitu suatu kemampuan khusus (wahyu, pulung) yang ada pada diri seseorang. Kemampuan khusus tadi melekat orang tersebut karena anugerah dari Tuhan Yang Maha Kuasa
Wewenang tradisional dapat dipunyai oleh seseorang maupun sekelompok orang. Dengan kata lain, wewenang tersebut dimiliki oleh orang-orang yang menjadi anggota kelompok, yang sudah lama sekali mempunyai kekuasaan di dalam suatu masyarakat.
Ciri-ciri utama wewenang tradisional :
a.Adanya ketentuan-ketentuan tradisional yang mengikat penguasa yang mempunyai wewenang  serta orang-orang lainnya dalam masyarakat
b.Adanya wewenang lebih tinggi ketimbang kedudukan seseorang yang hadir secara pribadi
c.Selama tidak ada pertentangan dengan ketentuan-ketentuan tradisional, orang-orang dapat bertindak secara bebas.
Wewenang rasional atau legal adalah wewenang yang disandarkan  pada sistem hukum yang berlaku dalam masyarakat.
 Beberapa cara yang dapat ditempuh untuk mengatasi masatah berkurangnya wewenang kharismatik :
a.       mencari seseorang yang mampu untuk memenuhi ukuran-ukuran atau kriteria wewenang kharismatis sebagaimana ditentukan oieh masyarakat;
b.      dengan mengadakan penyaringan atau seleksi;
c.       seseorang yang mempunyai wewenang kharismatis, menunjuk penggantinya serta mengakui kekuasaannya, di mana masyarakat luas juga mengakuinya;
d.      penunjukan oleh pembantu-pembantu penguasa terdahulu yang dipercayai oleh masyarakat;
e.       menciptakan suatu sistem kepercayaan bahwa kharisma dapat diwariskan kepada keturunan atau seseorang yang masih ada hubungan keluarga dengan orang yang mempunyai kharisma tersebut;
f.       menciptakan sistem kepercayaan bahwa dengan upacara-upacara tradisional tertentu, kharisma dapat dialihkan kepada orang lain.
3. Kepemimpinan menurut ajran tradisional
Ajaran-ajaran tradisional seperti misalnya di jaawa menggambarkan tugas seorang pemimpin melalui pepatah sebagai berikut
               Ing ngarsa sung tulada
               Ing madya mangun karsa
               Tut wuri handayani
               Pepatah tersebut sering dipergunakan oleh almarhum Ki Hajar Dewantara, yang apabila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia kurang lebih adalh sebagai berikut:
               Di muka member tauladan
               Di tengah- tengah membangun semangat
               Dari belakang memberikan pengaruh
               Seorang pemimpin di muka harus memiliki idealism kuat, serta kedudukan. Akan tetapi, menutut watak dan kecakapannya, bseorang pemimpin dapat dikatakan sebagai pemimpin dimuka, ditengah, dan dibelakang (front leader, social leader, dan rear leader). Bahaya bagi pemimpin dimuka adalah kemungkinan berjalanya terlalu cepat sehingga masyarakat yang dipimpinnya tertinggal jauh.
               Seorang pemimpin yang ditengah mengikuti kehendak yang dibentuk massyarakat. Ia selalu dapat menggamati jalanya massyarakat, serta dapat merasakan suka dukanya. Pemimpin yang dibelakang diharapkan mempunyai kemampuan untuk mengikuti perkembangan masyarakat.
Sifat kepemimpinan di belakang tersebut dengan jelas tersirat dalam pepatah adat asal Minagkabau yang diterjemahkan sebagai berikut:
Sebatang kayu yang besar di tengah lapang,
Tempat berlindung diwaktu hujan,
Tempat bernaung diwaktu panas,
Urat- uratnya tempat bersandar.
            Memang kepemimpinan tradisional Indonesia pada umumnya bersifat sebagai kepemimpinan di belakang, yang hingga dewasa ini masih tetap dipertahankan terutama pada masyarakat –masyarakat tra=disional, yaitu masyarakat-masyarakat hukum adat.
4)      Sandaran-Sandaran Kepemimpinan Dan Kepemimpinan Yang Dianggap Efektif
      Kepemimpinan seseorang (pemimpin) harus mempunyai sandaran-sandaran kemasyarakatan atau social basis. Pada umumnya para pemimpin masyarakat tradisional adalah pemimpin-pemimpin di belakang atau ditengah. Jarang sekali yang jarang sekali yang menjadi pemimpin di muka
5)      Tugas Dan Metode
            Secara sosiologis, tugas-tugas pokok seorang pemimpin adalah sebagai berikut:
a)      Memberikan suatu kerangka pokok yang jelas yang dapat dijadikan pegangan bagi pengikut-pengikutnya.
b)      Mengawasi, mengendalikan, serta menyalurkan perilaku warga masyarakat yang dipimpinnya.
c)      Bertindak sebagai wakil kelompok kepada dunia di luar kelompok yang dipimpin.
            Cara-cara tersebut lazimnya dikelompokan ke dalam kategori-kategori, sebagai berikut:
a.       Cara-cara otoriter memiliki cirri-ciri pokok berikut ini.
Pemimpin menentukan segala kegiatan kelompok secara sepihak.
Pengikut sama sekali tidak diajak untuk ikut serta merumuskan tujuan kelompok dan cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut.
Pemimpin terpisah deri kelompok dan seakan-akan tidak ikut dalam proses interaksi di dalam kelompok tersebut.
b.      Cara-cara demokrasi
Secara musyawarah dan mufakat pemimpin mengajak warga atau anggota kelompok untuk ikut serta merumuskan tujuan0tujuan yang harus dicapai kelompok, serta cara-cara untuk mencapai tujuan-tujuan yang tersebut.
Pemimpin secara aktif memberikan saran dan petunjuk-petunjuk.
Ada kritik positif, baik dari pemimpin maupun pengikut-pengikut.
Pemimpin secara aktif ikut berpartisipasi di dalam kegiatan-kegiatan kelompok.
c.       Cara-cara bebas
Cara-cara bebas memiliki cirri-ciri pokok sebagai berikut.
Pemimpin menjalankan peranannya secara pasif.
Penentuan tujuan yang akan dicapai kelompok sepenuhnya diserahkan kelompok.
Pemimpin hanya menyediakan sarana yang deperlukan kelompok.
Pemimpin berda di tengah-tengah kelompok, namun dia hanya berperan sebagai penonton.
            Cara-cara otoriter mungkin lebih tepat untuk diterapkan di dalam masyarakat yang sangat heterogen, sedangkan cara-cara bebas lebih cocok bagi masyarakat yang relative homogen

No comments: