By: Andi Andreansyah, Ikhalid Rizqy al raihan, Ahmad Fahruddin, Fandi Ardiansyah , Ramadhana Allifa, Yoga Arif, Dedi Darmawan, Ilham Fikri, Luqni MaulanaBAB IPENDAHULUAN1. Latar BelakangBudaya memang sangat penting bagi kelangsungan hidup pada masa modern ini. Semua segi dari kehidupan saat ini dipenuhi oleh budaya, mulai dari barat hingga timur semuanya berbudaya. Namun seiring dengan perkembangan zaman banyak orang yang tidak mau menggunakan budaya, dengan alasan budaya saat ini membawa keburukan.Hal di atas hanyalah salah satu pandangan beberapa orang saja. Seharusnya ketika memandang semua masalah harus dilihat secara menyeluruh atau secara total, karena pada hakikatnya suatu hal itu mengandung hal yang positif dan hal yang negatifUntuk lebih lanjutnya, kami akan menjelaskan dalam makalah ini yang berjudul budaya yang mendorong kemajuan dan budaya yang menyebabkan kemiskinan.2. Rumusan masalah1. Mengetahui Pengertian Kebudyaan.2. Mengetahui hal-hal yang memepengaruhi budaya sehingga mendorong kemajuan.3. Apa yang menjadi faktor sehingga budaya menyebabkan kemiskinan?BAB IIPEMBAHASAN1. Pengertian KebudayaanKebudayaan berasal dari bahasa belanda yaitu cultuur yang dalama bahasa inggrisnya culture yang berasal dari bahasa Latin “Colere” yang berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan dan mengembangkan. Dari sudut bahasa Indonesia kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta “buddhayah”, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang bararti budi atau akal.Pendapat lain mengatakan, bahwa “budaya” adalah sebagai suatu perkembangan dari kata majemuk budi-daya, yang berarti daya dari budi, karena itu mereka membedakan budaya dengan kebudayaan. Budaya adalah daya dari budi yang berupa cipta, karsa dan rasa. Kebudayaan adalah hasil dari cipta, karsa dan rasa tersebut.Prof. M.M Djojodiguno dalam bukunya “Asas-asas Sosiologi (1958) mengatakan bahwa kebudayaan atau”budaya” adalah dari budi, yang berupa cipta, karsa dan rasa.• Cipta: keinginan manusia untuk mengetahui rahasia segala hal yang ada dalam pengalamannya,yang meliputi pengalaman lahir dan batin. Hasil cipta berupa berbagai ilmu pengetahuan.• Karsa :keinginan manusia untuk mengetahui dari mana manusia sebelum lahir dan kemana manusia sesudah mati. Hasilnya berupa norma-norma keagamaan / kepercayaan.• Rasa : keinginan manusia akan keindahan sehingga menimbulkan dorongan untuk menikmati keindahan. Hasilnya berupa bermacam kesenian.Kebudayaan menurut ilmu antropologi adalah keseluruhan sistem gagsan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.Maka dapat disimpulkan kebudayaan adalah hasil buah budi manusia untuk mencapai kesempurnaan hidup, segala sesuatu yang diciptakan manusia baik yang kongkrit maupun abstrak.
2. Konteks budaya mendorong kemajuan
Kemajuan dan
perkembangan yang hanya terbatas pada kemajuan material saja akan menimbulkan
kepincangan pada kehidupan manusia. Hidup mereka kurang sempurna, berat sebelah
dan batin mereka akan kosong. Akibatnya tidak akan memperoleh ketentraman dan
ketertiban hidup, melainkan justru dapat lebih merusak. sifat kebersamaan dan
tenggang rasa akan hilang karena sagala tindakan manusia akan diperhitungkan
seberapa besar tindakan itu menguntungkan dirinya sehingga rasa kemanusiaan
akan lenyap karena persaingan hidup sesama manusia.
Sebagai penentu
kemanusiaan akal dan budi pasti selalu menuntut suasana yang menggambarkan
dijaminnya kemanusiaan tersebut. Wujudnya ialah suatu suasana kehidupan yang
ditaburi oleh rasa kasih antara anggota masyarakat sebagai sesama makhluk
ciptaan Tuhan, suatu kehidupan yang damai, tentram, dan bebas dari rasa takut
akan pihak lain.
Di satu sisi
akal dan budi selalu mengajak berbuat dengan tindakan-tindakan yang sesuai
dengan moral dan di sisi lain ada nafsu yang menyeretnya kepada tindakan yang
tidak baik dan merusak kemanusiaan. Namun sesungguhnya nafsu itu tidak
selamanya buruk karena nafsu itu tidak lebih dari keinginan atau hasrat saja
untuk memuaskan atau menyenangkan diri.
Filsuf Hegel
dalam abad ke-19 membahas budaya sebagai keterasingan manusia dengan dirinya
sendiri. Dalam berbudaya manusia tak menerima begitu saja apa yang di sediakan
oleh alam, tetapi mengubahnya dan mengembangkannya lebih lanjut. Dengan berbuat
demikian itu terjadi jurang antara manusia dengan dirinya yang dialami. Itulah
yang dimaksud dengan keterlepasan atau keterasingan dan sebagai akibatnya
terjadilah ketegangan yang terus menerus mendorong kemajuan itu.
Budaya Barat selain
memiliki dampak negatif juga memiliki dampak positif dan perlu ditiru, seperti
budaya kerja keras, budaya disiplin, budaya bersih dan teratur serta Kemajuan
dan perkembangan yang hanya terbatas pada kemajuan material saja akan
menimbulkan kepincangan pada kehidupan manusia. Hidup mereka kurang sempurna,
berat sebelah dan batin mereka akan kosong. Akibatnya tidak akan memperoleh
ketentraman dan ketertiban hidup melainkan
justru dapat lebih merusak.
.
3. faktor sehingga budaya menyebabkan
kemiskinan
Kemiskinan sudah menjadi
problem umum negara berkembang khususnya Indonesia. Kemiskinan yang dimaksud di
sini adalah kemiskinan material, yakni kemiskinan harta benda atau
ketidakmampuan untuk memenuhi hajat hidupnya dan kelurganya.
Beberapa yang menjadi faktor kemiskinan adalah:
1. Kekurangan sumber daya alam
2. Tingkat pendidikan yang rendah
3. Kekurangan sumber daya manusia
4. Keterbatasan lapangan kerja
5. Kekurangan modal
6. Daerah tempat tinggal terisolasi akibat
perang, bencana alam dll.
Di samping menjadi penyebab kemajuan,
kebudayaan sendiri dapat menyebabkan kemiskinan. Ibarat bumerang, kebudayaan
bisa membawa keuntungan bagi manusia, juga bisa berdampak kerugian. Menurut
Klages, budaya merupakan bahaya bagi manusia. Budaya yang dimaksud adalah
budaya kumuh, kemiskinan, ketamakan manusia hingga hutan yang semakin gundul.
Maka manusia tidak lepas dari kebudayaan yang dapat merusak manusia sendiri.
Sebagaimana
diketahui bersama, kebudayaan hasil dari pikiran manusia dan manusia merupakan
makhluk budaya. Budaya juga dapat mempengaruhi kehidupan manusia. Kebiasaan
buruka manusia apabila membudaya akan menjadi budaya yang negatif. Dampaknya
pun negatif apalagi bagi masyarakat berkembang.
Telah banyak kebudayaan
negatif di Indonesia yang menjadi penyebab kemiskinan. Contohnya adalah budaya
korupsi. Budaya korupsi di Indonesia menjadi akibat langsung kemiskinan.
Bayangkan berapa banyak rakyat miskin hidup sengsara di pinggiran, sedang para
pejabat bergelimangan harta di rumahnya. Bahkan Indonesia menjadi negara
terkorup kedua di Asia. Ironisnya ini terjadi di negara dengan mayoritas
Muslim. Korupsi di Indonesia sudah menjadi budaya yang menurunkan moral dan
ekonomi.
Contoh lain
dari budaya yang menyebabkan kemiskinan adalah kekerasan. Kekerasan yang
terjadi dalam masyarakat menjadi pemuas hawa nafsu belaka. Tak hanya pria yang
menjadi aktor dalam kekerasan, wanita bahkan anak-anak ikut juga bermain peran
pula sampai menyebabkan korban jiwa. Nyawa manusia akhirnya berharga sebatang
rokok saja. Selain itu, kekerasan mengakibatkan keamanan sosia terganggu dan
akan merusak lingkungan sosial.
Budaya pop
termasuk pula budaya yang mendoraong kemiskinan. Budaya pop yang dimaksud
adalah budaya yang dianggap tren di masa ini. Budaya ini membuat manusia
khususnya para remaja mulai meniru dan mengimitasi tokoh-tokoh idolanya di
televisi dan meniru gaya mereka. Akibatnya adalah budaya hedonisme dan
pemborosan. Apa yang dibeli oleh remaja tidak dibutuhkan oleh mereka malah
digunakan untuk pamer semata atau untuk mengejar style sekarang. Uang yang
mereka belanjakan bukan untuk hajat hidup, melainkan untuk memenuhi nafsu
fantasi semata. Hal inilah yang berdampak langsung pada kemiskinan.
Akulturasi
budaya memang hal yang tidak dapat disangkal. Tetapi tetap harus disaring dan
dikontrol agar tidak meracuni budaya asli. Budaya luar yang masuk berlebihan
tidak hanya menimbulkan hedonisme, namun menggeser budaya asli lokal. Budaya
asli Indonesia yang sarat akan nilai luhur terpinggirkan oleh budaya asing yang
masuk.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Pada abad ke-19 filsuf hegel membahas budaya sebagai
keterasingan manusia dengan dirinya sendiri. Dalam berbudaya manusia tidak
menerima begitu saja apa yang disediakan oleh alam, tetapi ia harus mengubahnya
dengan mengembangkannya lebih lanjut. Dengan
berbuat demikian, akan terjadi jurang antara manusia dan dirinya. Itulah
yang dimaksud dengan keterlepasan atau keterasingan yang menyebabkan terjadinya
ketegangan yang terus menerus.
Budaya yang dapat memajukan manusia di karenakan faktor
disiplin ilmu, etika dan seni. Sehingga dalam berinteraksi manusia dapat
beretika, meningkatkan produktifitas, menguarangi kemiskinan, meningkatkan
pendidikan. Adapun budaya yang menyebabkan kemiskinan diantaranya disebabkan
oleh terbatasnya sumber daya alam, terbatasnya sumber daya manusia, terbatasnya
barang modal, rendahnya produktivitas dan rendahnya pendidikan.
Bangsa Indonesia memiliki budaya yang beraneka ragam,
dimana budaya tersebut bisa mendorong terjadinya kemajuan dan menyebabkan
kemiskinan. Budaya-budaya itu tidak hanya budaya asli Indonesia tetapi juga ada
yang di pengaruhi oleh budaya yang datang dari luar. Budaya-budaya yang datang
dari luar perlu di pertimbangkan sesuai
dengan ajaran Islam. Budaya pada dasarnya tumbuh di masyarakat melalui
interaksinya, baik melalui TV, internet
maupun berhubungan langsung dengan orang-orang yang berbeda budaya dan
keyakinan. Tetapi perlu difilter mana yang baik dan mana yangburuk, serta tidak
membawa mudarat dan merendahkan harkat dan martabat manusia itu sendiri.
REFERENSI
• Udin,Alim Amaran. 1976.Ilmu Pengetahuan Budaya Dasar.Forum
Pendidikan.IKIP: Jakarta Kadir, Abdul dkk. 1991. Ilmu Budaya Dasar. Bina Ilmu :
Surabaya
• Mustafa Ahmad, Ilmu Budaya Dasar, Usaha Nasional.
Surabaya, 1998
• Widagdho, Djoko.1991. Ilmu Budaya Dasar. Semarang : Bumi
Aksara.•
No comments: