Ukhy Knowledge: Psikologi Sosial
Showing posts with label Psikologi Sosial. Show all posts
Showing posts with label Psikologi Sosial. Show all posts

Saturday, 30 May 2015

Penyimpangan Sosial pada Siswa SMP 1 Siman Yang Merokok Sebelum Sekolah
19:340 Comments
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Manusia sebagai  makhluk hidup dapat ditinjau dari berbagai macam segi sesuai dengan sudut tinjauan dalam mempelajari manusia itu. Oleh karena itu tinjauan mengenai manusia dapat bermacam-macam misal manusia sebagai makhluk sosial, manusia sebagai makhluk individu dan sebagainya. Manusia sebagai makhluk individual, manusia mempunyai hubungan dengan dirinya sendiri, adanya dorongan untuk mengabdi pada dirinya sendiri. Manusia sebagai makhluk sosial, adanya dorongan pada manusia untuk mengabdi pada masyarakat dan sekitarnya. Karena manusia sebagai makhluk individual, maka dalama tindakan-tindakannya manusia kadang-kadang menjurus kepada kepentingan pribadi. Namun karena manusia juga sebagai makhluk sosial, dalam tindakan-tindakannya manusia juga sering menjurus kepada kepentingan-kepentingan masyarakat.
Manusia tidak bisa lepas dari manusia lainnya. Di dalam kehidupan manusia akan selalu terjadi interaksi. Interaksi yang terjadi dapat berupa antara individu dengan individu, individu dengan lingkungan sosial. Dalam interaksinya dengan individu atau lingkungan sosial akan membentuk sikap-sikap individu yang mempengaruhi kepribadiannya. Oleh karena itu manusia membutuhkan kelompok sosial untuk mengembangkan potensi dirinya serta dapat tumbuh dan berkembang sebagaimana mestinya.
Namun dalam interaksi manusia, selalu ada penyimpangan-penyimpangan sosial yang terjadi. Terutama yang terjadi pada anak muda zaman sekarang. Meskipun penyimpangan sosial yang terjadi biasanya sangat kecil atau ringan. Hal ini sangat mengancam keharmonisan dalam kehidupan sosial yang sesuai dengan tatanan yang berlaku. Sebagai contoh dalam kehidupan sehari-hari kita sering melihat orang yang tidak tertib dalam berlalu lintas, berbagai tindak kejahatan, dan lain sebagainya.


1.2. Rumusan Masalah
            Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas maka pada tulisan ini hendak mencari jawaban terhadap pertanyaan:
1.      Apa yang dimaksud dengan Penyimpangan Sosial?
2.      Bagaimana Lingkungan Sosial mempengaruhi perilaku individu?
3.      Bagaimana penyimpangan sosial yang dilakukan siswa Smp 1 Negeri Siman?
























BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Penyimpangan Sosial
Penyimpangan sosial adalah semua bentuk perilaku yang tidak sesuai dengan norma-norma sosial yang ada. Perilaku penyimpangan dapat terjadi di mana saja, baik di keluarga maupun di masyarakat.  Penyimpangan sosial merupakan perbuatan-perbuatan  yang menyimpang atau keluar dari norma dan tatanan sosial.
Selain itu, banyak para ahli sosiologi juga berpendapat tentan penyimpangan sosial, sebagai berikut:
Menurut Jamez Vander Zander, perilaku menyimpang merupakan perilaku yang dianggap sebagai hal yang terceladan di luar batas-batas toleransi           oleh sejumlah besar orang.
Menurut Robert M.Z Lawang, Perilaku menyimpang adalah semua tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam suatu sistem sosial dan menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki perilaku tersebut.
Menurut Paul B, Horton, Perilaku menyimpang adalah setiap perilaku yang dinyatakan sebagai pelanggaran terhadap norma-norma kelompok atau masyarakat.
Dari pengertian-pengertian perilaku menyimpang tersebut maka dapat disimpulkan perilaku menyimpang adalah suatu perilaku yang diekspresikan oleh seseorang atau beberapa orang anggota masyarakat yang disadari atau tidak telah menyimpang dari norma-norma yang berlaku yang telah diterima oleh sebagian besar anggota masyarakat.
2.1.1                    Faktor terjadinya penyimpangan sosial
Terjadinya penyimpangan sosial karena hal-hal berikut:
·         Tidak mempunyai seseorang sebagai panutan dalam memahami dan meresapi tata nilai atau norma-norma yang berlaku di masyarakat. Kondisi semacam ini lazim disebut sebagai hasil proses sosialisasi yang tidak sempurna. Akibatnya, ia tidak bisa membedakan hal-hal yang baik ataupun yang buruk, benar atau salah, pantas atau tidak pantas, dan sebagainya.
·         Pengaruh lingkungan kehidupan sosial yang tidak baik, misalnya lingkungan yang sering terjadi tindak penyimpangan, seperti prostitusi, perjudian, mabuk-mabukan, dan sebagainya.
·         Ketidakadilan, sehingga pihak-pihak yang dirugikan melakukan protes, unjuk rasa, bahkan bisa menjurus ke tindakan anarkis.

2.1.2                    Sifat-sifat penyimpangan sosial
a.      Penyimpangan yang bersifat Positif
Penyimpangan yang bersifat positif merupakan suatu bentuk penyimpangan atau perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku, tetapi mempunyai dampak positif terhadap dirinya maupun masyarakat. Penyimpangan ini memberikan unsur inovatif dan kreatif sehingga dapat diterima oleh masyarakat, meskipun caranya masih belum umum atau menyimpang dari norma yang berlaku. Misalnya, pada masyarakat yang masih tradisional, perempuan yang melakukan aktivitas atau menjalin profesi yang umum dilakukan oleh laki-laki seperti berkarir di bidang politik, menjadi pembalap, sopir taksi, anggota militer dan lain-lain oleh sebagian orang masih dianggap tabu. Namun hal tersebut mempunyai dampak positif, yaitu emansipasi wanita.
b.      Penyimpangan yang bersifat negatif
Penyimpangan yang bersifat negatif merupakan penyimpangan yang cenderung mengarah pada tindakan yang dipandang rendah, berdampak buruk serta merugikan bagi pelaku dan juga masyarakat. Bobot penyimpangan negatif dapat dilihat dari norma-norma atau nilai-nilai yang telah dilanggar. Pelanggaran terhadap norma-norma kesopanan dinilai lebih ringan dibanding pelanggaran terhadap norma hukum. Contoh penyimpangan yang bersifat negatif, membolos, pembunuhan, pencurian, korupsi, dan sebagainya
2.2  Penyimpangan sosial pada Siswa-siswa SMP Negeri 01 Siman Ponorogo
Permasalahan akibat perubahan fisik yang dirasakan oleh remaja ketika mereka sudah merasa dewasa. Pada remaja sekarang merasa tidak gaul apabila belum merokok. Memandang perilaku remaja generasi sekarang yang sudah sangat memprihatinkan. Walaupun usaha untuk menghentikannya namun hal ini semakin berkembang. Beberapa alasan mengapa siswa SMP 01 Siman-ponorogo merokok yaitu karena ingin tahu, untuk meningkatkan rasa percaya diri, solidaritas dengan kawan-kawan, pengaruh atau adaptasi lingkungan, bahkan hanya untuk kompensasi semata.
Hal ini juga dipengaruhi bagaimana kontrol dan dorongan orang tua, dan ada juga yang merupakan pengaruh dari lingkungan sosial. Dalam memilih teman, hal ini juga berpengaruh dalam pembentungan perilaku ini. Kebanyakan para siswa melakukan penyimpangan ini sebelum memasuki sekolah dengan duduk nogkron di warung yang ada di depan sekolah.
Dalam psikologi sosial, ada beberapa pendekatan-pendekatan atau teori untuk mengetahui perilaku seseorang diantaranya teori biologis, yaitu. Setiap manusia yang dilahirkan di dunia ini memiliki bawaan saat dilahirkan. Sifat dan perilaku yang sudah di bawa dari lahir. Yang sangat berpengaruh dalam membentuk perilaku seseorang dan sifatnya. Begitupun yang terjadi pada siswa SMP negeri 01 Siman Ponorogo, beberapa dari mereka memiliki sifat yang merupakan bawaan sehingga mereka melakukan penyimpangan sosial tersebut yaitu merokok.
Kemudian teori belajar, pendekatan yang melihat perilaku atau tingkah laku individu melalui situasional dan lingkungan-lingkungan sebagai penyebab tingkah laku tersebut. Dorongan dan kontrol orang tua dalam mendisiplinkan anaknya memiliki pengaruh yang besar dalam membentuk perilaku anak. Setiap manusia memiliki pola pikir yang berbeda, ada yang mudah di pengaruhi dan ada pula yang memiliki prinsip yang sehingga ia tidak mudah dipengaruhi. Lingkungan sosial memiliki pengaruhi yang sangat besar dalam pembentukan baik buruknya perilaku seseorang. Tempat tinggal juga sangat berpengaruhi seseorang dalam berperilaku, seperti orang yang tinggal di kawasan daerah prostitusi dan lain-lain.  Dalam memilih teman termasuk memiliki pengaruh yang bsar juga, karena selain orang tua teman juga dapat menjadi panutan seseorang, berteman dengan orang yang selalu berperilaku baik biasanya akan menularkan kebaikan begitupun sebaliknya. Hal ini juga terjadi pada siswa SMP negeri 01 Siman Ponorogo, pasti ada salah satu atau lebih yang menjadi racun diantara siswa ini yang mengajak teman-teman mereka agar kelihatan lebih gaul dan jantan.















BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Penyimpangan sosial  di era sekarang sudah sangat tidak asing lagi di Indonesia. Kenyataannya, remaja sekaran sudah mulai menyimpang dalam perilakunya, merokok, minum minuman keras, tawuran, bahkan sex bebas. Pada umumnya manusia memiliki rasa ketikpuasan dan selalu ingin mencari hal yang baru. Remaja sekarang ingin terlihat lebih maju, ingin terlihat jantan serta gaul apalagi pada remaja-remaja yang baru memasuki masa-masa pubertas.
Hal ini juga terjadi pada siswa SMP Negeri 01 Siman Ponorogo, yang merokok didepan sekolah sebelum masuk sekolah. Ini adalah salah satu perilaku yang menyimpang yang dilakukan para siswa ini.
Perilaku seseorang ditentukan oleh orang itu sendiri. Dan yang mempengaruhi adalah lingkukan sosial dimana ia berada. Lingkungan rumah, orang tua yang berperan dalam mengontrol dan memberi dorongan kepada anaknya. Selain itu, lingkungan tempat di mana ia tinggal, apakah daerah tersebut merupaka lingkungan yang baik atau buruk. Kemudian lingkungan sekolah, yang mana guru yang menggantikan peran orang tua di sekolah.







DAFTAR PUSTAKA
Maryati, Kun. Sosiologi X, Jakarta PT. Gelora Aksara Pratama
Budiati, Catur, Atik. Sosiologi Kontekstual X. Jakarta: Penerbit CV Mediatama
Walgito, Bimo. 2003. Psikologi Sosial (Suatu Pengantar). Yogyakarta: Penerbit ANDI OFFSET



Reading Time:

Saturday, 7 March 2015

Definisi Psikologi Sosial, Fokus Utama, Ruang Lingkup, Hubungan Dengan Ilmu Lainnya, dan Arah Perkembangannya
00:170 Comments
DEFINISI PSIKOLOGI SOSIAL

1. Hartley dan Hartley, Psikologi Sosial adalah ilmu pengetahuan sosial yang melihat perilaku individu dalam konteks interaksi sosial.
2. Sherif dan Muzfer, Psikologi Sosial adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari pengalaman dan perilaku individu yang berkaitan dengan stimulasi situasi sosial.
3. Allport (1968), Psikologi Sosial adalah upaya untuk memahami dan menjelaskan bagaimana pikiran, perasaan dan perilaku individu terpengaruh oleh kehadiran orang lain.
4. Shaw & Constanzo (1970), Psikologi Sosial adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku individual sebagai fungsi stimulus-stimulus sosial.
5. Baron dan Byrne (1997), Psikologi Sosial adalah ilmu pengetahuan yang berusaha memahami asal-usul dan sebab-sebab terjadinya perilaku dan pemikiran individual dalam konteks situasi sosial.
6. Myers (2003), Psikologi Sosial adalah ilmu yang mempelajari bagaimana manusia berpikir, pengaruhnya, dan hubungannya satu dengan yang lain.
7. Aronson, Wilson, dan Akert (2005), Psikologi Sosial adalah ilmu yang mempelajari bagaimana orang berpikir, berperasaan, dan berperilaku yang dipengaruhi kehadiran nyata atau diimajinasikan dari orang lain.

            Dari berbagai pandangan para ahli diatas tentang Psikologi Sosial, dapat disimpulkan bahwa pengertian Psikologi Sosial adalah ilmu pengetahuan sosial yang menjadi bagian dari Psikologi yang secara khusus mempelajari perilaku individu, bagaimana individu tersebut berpikir dan berperasaan; keterkaitan yang saling mempengaruhi antara berperilaku, berpikir, dan berperasaan; saat individu berperilaku, berpikir, dan berperasaan juga dipengaruhi oleh interaksi sosial, kehadiran nyata atau diimajinasikan dari orang lain maupun situasi sosial.

FOKUS UTAMA DAN RUANG LINGKUP PSIKOLOGI SOSIAL

·                                      Psikologi Sosial mengkaji pembentukan atau tumbuhnya perilaku yang merupakan hasil korelasi dari kepribadian dan lingkungan.

·                                   Fokus utama dari Psikologi Sosial berkaitan dengan pemahaman mengenai bagaimana dan mengapa individu berperilaku, berpikir, dan memiliki perasaan tertentu dalam situasi sosial.
·         Ruang lingkup Psikologi Sosial adalah perilaku individu, sebab-sebab perilaku, bentuk perilaku, dan pikiran sosial.

PSIKOLOGI SOSIAL DIANTARA ILMU-ILMU LAIN
  1. ·         Psikologi Sosial dengan Sosiologi
  2. ·         Psikologi Sosial dengan Antropologi
  3. ·         Psikologi Sosial dengan Biologi


ARAH PERKEMBANGAN PSIKOLOGI SOSIAL
  1. ·         Fokus pada aplikasi
  2. ·         Melibatkan perspektif  keragaman budaya dan mempertimbangkan secara penuh keberagaman sosial
  3. ·         Dalam konteks ke-Indonesia-an, arah perkembangan Psikologi Sosial menekan perspektif multikultural, memperhatikan faktor etnis, melibatkan nilai-nilai budaya, dan keragaman sosial

Reading Time:

Friday, 6 March 2015

Persepsi Sosial dalam Memahami Orang Lain
23:530 Comments
PENGERTIAN PERSEPSI SOSIAL
Secara etimologis, persepsi atau dalam bahasa inggris perception berasal dari bahasa latin, perception dari percipere, yang artinya menerima atau mengambil. Kata persepsi biasanya dikaitkan dengan kata lain, menjadi persepsi diri, persepsi sosial. Dalam psikologi, persepsi secara umum merupakan proses pemerolehan, penafsiran, pemiliihan dan pengaturan informasi indrawi. Persepsi adalah suatu proses berpikir yang melibatkkan pengolahan informasi, pemberian nama, deskripsi dan pemaknaan dari stimulus yang tertangkap oleh panca indera. Persepsi merupakan suatu proses kognitif yang dialami oleh setiap orang dalam memahami informasi tentang lingkungannya.     
       
Secara umum, persepsi sosial adalah aktivitas memersepsikan orang lain dan apa yang membuat mereka dikenali. Melalui persepsi sosial, kita berusaha mencari tahu dan mengerti orang lain. Sebagai bidang kajian, persepsi sosial adalah studi terhadap bagaimana orang membentuk kesan dan membuat kesimpulan tentang orang lain (Teiford, 2008). persepsi social (social perspective) adalah suatu proses yang kita gunakan untuk mencoba memahai orang lain.  Persepsi sosial dapat diartikan sebagai proses perolehan, penafsiran, pemilihan dan pengaturan informasi indrawi tentang orang lain. Apa yang diperoleh, ditafsirkan, dipilih dan diatur adalah informasi indrawi dari lingkungan sosial serta yang menjadi fokusnya adalah orang lain.

Isi dari persepsi sosial bisa berupa apa saja. Atribut-atribut individual dapat mencakup kepribadian, sifat-sifat, disposisi tingkah laku, karakteristik fisik, dan kemampuan menilai. Atribut-atribut kelompok dapat mencakup property-properti seperti ukuran, kelekatan, sifat-sifat budaya, pola stratifikasi, pola-pola jaringan, legitimasi, dan unsur-unsur sejarah. Akan tetapi, ruang lingkup persepsi sosial biasanya ditekankan pada sisi mikro, terarah kepada penyimpulan individual berkaitan dengan karakteristiknya sendiri atau karakteristik individu lain.

              Lebih khusus lagi, dengan persepsi sosial kita berusaha
  • 1.      Mengetahui apa yang dipikirkan, dipercaya, dirasakan, dikehendaki dan didambakan orang lain
  • 2.      Membaca apa yang ada di dalam diri orang lain berdasarkan ekspresi wajah, tekanan suara, gerak-gerik tubuh, kata-kata dan tingkah laku mereka
  • 3.      Menyesuaikan tindakan sendiri dengan keberadaan orang lain berdasarkan pengetahuan dan pembacaan terhadap orang tersebut.

SIFAT-SIFAT PERSEPSI
1.      Persepsi Bersifat Dugaan
Oleh karena data yang kita peroleh mengenai objek lewat penginderaan tidak pernah lengkap, persepsi merupakan loncatan langsung pada kesimpulan. Seperti proses seleksi, langkah ini dianggap perlu karena kita tidak mungkin memperoleh seperangkat rincian yang lengkap lewat kelima indera kita.
Proses persepsi yang bersifat dugaan itu memungkinkan kita menafsirkan suatu objek dengan makna yang lebih lengkap dari suatu sudut pandang manapun. Oleh karena informasi yang lengkap tidak pernah tersedia, dugaan diperlukan untuk membuat suatu kesimpulan berdasarkan informasi yang tidak lengkap lewat penginderaan itu. Kita harus mengisi ruang yang kosong untuk melengkapi gambaran itu dan menyediakan informasi yang hilang
Dengan demikian, persepsi juga adalah suatu proses mengorganisasikan informasi yang tersedia, menempatkan rincian yang kita ketahui dalam suatu skema organisasional tertentu yang memungkinkan kita memperolah suatu makna lebih umum.

2.      Persepsi Bersifat Evaluatif
Persepsi adalah suatu proses kognitif psikologis dalam diri kita yang mencerminkan sikap, kepercayaan, nilai, dan pengharapan yang kita gunakan untuk memaknai objek persepsi. Dengan demikian, persepsi bersifat pribadi dan subjektif. Menggunakan kata-kata Andrea L. Rich, “persepsi pada dasarnya memiliki keadaan fisik dan psikologis individu, alih-alih menunjukkan karakteristik dan kualitas mutlak objek yang dipersepsi”. Dengan ungkapan Carl Rogers, “individu bereaksi terhadap dunianya yang ia alami dan menafsirkannya dan dengan demikian dunia perseptual ini, bagi individu tersebut, adalah realitas”.

3.      Persepsi Bersifat Konstektual
Suatu rangsangan dari luar harus diorganisasikan. Dari semua pengaruh yang ada dalam persepsi kita, konteks merupakan salah satu pengaruh yang paling kuat. Konteks yang melingkungi kita ketika kita melihat seseorang, suatu objek atau suatu kejadian sangat mempengaruhi struktur kognitif, pengharapan dan juga persepsi kita. Dalam mengorganisasikan suatu objek, yakni meletakkannya dalam suatu konteks tertentu, kita menggunakan prinsip-prinsip berikut:
·         Prinsip pertama. Stuktur objek atau kejadian berdasarkan prinsip kemiripan atau kedekatan dan kelengkapannya.
·         Prinsip kedua. Kita cenderung mempersepsi suatu rangsangan atau kejadian yang terdiri dari objek dan latar belakangnya

      Menurut Newcomb (dalam Arindita, 2003), ada beberapa sifat yang menyertai proses persepsi, yaitu:
  • 1)      Konstansi (menetap): Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda.
  • 2)      Selektif: persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor. Dalam arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap informasi tersebut, sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima dan diserap.
  • 3)      Proses organisasi yang selektif: beberapa kumpulan informasi yang sama dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda.Demikianlah Pembahasan Tentang Persepsi Sosial


Demikianlah Pembahasan Tentang Persepsi Sosial,,, Semoga Bermanfaat,,,dan Kebanyakan Pembahaasan Diatas adalah saya ambil dari internet kemuadian saya saring2 seringkas-ringkas guna mempermudah para pembaca untuk memahaminya,,,sekian !!! Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Reading Time:
Pendekatan (Teori) Dalam Psikologi Sosial
23:03 3 Comments
    Ilmu Psikologi sosial adalah ilmu yang mempelajari tentang sebab-sebab terjadinya perilaku dan pemikiran individual dalam konteks situasi sosial. Dalam menganalisa sebab-sebab tingkah laku tersebut psikologi sosial memiliki beberapa teori yang ber sumberkan oleh beberapa Ilmuan, yaitu
1.      Teori Genetik (Biologis)
2.      Teori Belajar
3.      Teori Insentif
4.      Teori Psikodinamika
5.      Teori Kognitif
Pendekatan Genetik atau Biologis adalah Pendekatan yang menitik beratkan  bahwa perilaku manusia bersifat genetik atau bawahan dari lahir yang mana perilaku tersebut tidak dipelajari. Dan pendekatan ini juga beramsusikan bahwa sebab-sebab perilaku ini merupakan manifestasi dari sebuah insting manusia. Jadi pendekatan ini menyimpulkan bahwa sebab-sebab manusia berperilaku atau bertingkah laku berdasarkan Insting, Naluri, dan genetik.

Pendekatan belajar melihat perilaku atau tingkah laku individu melalui situasional dan lingkungan-lingkungan sebagai penyebab tingkah laku tersebut. Dalam teori ini  terdapat tiga pendekatan; proses belajar operant, proses belajar sosial, dan kerja sama dengan individu yang lebih. Proses belajar melalui pendekatan operant dalam mengamati perilaku manusia didasari atas stimulus-respons, reinforcement, dan reward & punishment. Sedangkan proses belajar sosial mengakui adanya faktor internal (kognitif) sebagai penyebab tingkah laku disamping juga faktor-faktor eksternal (lingkungan).. Perilaku baru di peroleh karena seseorang melakukan suatu modelling pada pengamatannya terhadap perilaku yang terjadi. Pendekatan ketiga dalam teori belajar adalah kerja sama dengan individu yang dianggap lebih mahir (orang tua, kakak, guru, dan sebagainya).

Pendekatan Insentif ini menitikberatkan bahwa perilaku indivdu dilihat bahwa orang memperhitungkan keuntungan dan kerugian berbagai tindakan berdasarkan Rasional. Jadi teori ini melihat bahwa perilku individu berdasarkan keputusan rasional yag dibuat orang yang mempertinmbangkan kerugian dan keuntungan. Artinya individu sebelum melakukan sesuatu individuharus menimbang baik buruknya sesuatu kemudian mengambil alternatif yang terbaik

Pendekatan Psikodinamik atau biasa disebut pendekatan psikoanalisa. Teori ini dikenal dengan teori psikodinamik karena teori ini berpandangan bahwa sebagian terbesar tingkah laku manusia digerakkan oleh daya-daya psikodinamik seperti motif-motif, konflik-konflik, dan kecemasan-kecemasan

Pendekatan Kognitif Bahwa perilaku kita dipengaruhi oleh reinforcement, proses imitasi, dan proses kognisi. Agak melangkah kedepan pendekatan kognitif kontemporer memandang manusia sebagai agen aktif dalam menerima, menggunakan, memanipulasi, dan mentransformasi informasi. Fokus utama pendekatan kognitif kontemporer adalah bagaimana kita secara mental menstruktur dan memproses informasi yang datang dari lingkungan. Kita tidak dapat memahami perilaku sosial, jika tanpa mendapatkan informasi dan memprosesnya dalam kognisi

Demikianlah pendekatan-pendekatan(Teori) dalam Psikologi Sosial. Semoga bermanfaat,,, Terima Kasih Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


Reading Time: