Filsafat Politik Di Venezuela - Ukhy Knowledge

Tuesday, 16 December 2014

Filsafat Politik Di Venezuela

Oleh : Andi andreansyah
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Marxisme adalah sebuah paham yang mengikuti pandangan-pandangan dari Karl Marx. Marx menyusun sebuah teori besar yang berkaitan dengan sistem ekonomi, sistem sosial, dan sistem politik. Pengikut teori ini disebut sebagai Marxis. Marxisme mencakup materialisme dialektis dan materialisme historis serta penerapannya pada kehidupan.
Marxisme merupakan dasar teori Komunis dan Sosialis. Dan juga merupakan bentuk protes Marx paham Kapitalisme. Ia menganggap bahwa kaum borjuis hanya mengumpulkan Uang dengan mengorbankan kaum proletar. Kaum proletar sangat menyedihkan karena di paksa bekerja berjam-jam dengan upah yang minimum, sementara hasil pekerjaan dinikmati oleh kaum borjuis. Marx berpendapat bahwa masalah ini timbul karena adanya "kepemilikan pribadi" dan penguasaan kekayaan yang didominasi orang-orang kaya. Untuk menyejahterakan kaum proletar, Marx berpendapat bahwa paham kapitalisme diganti dengan paham komunisme dan Sosialisme. Bila kondisi ini terus dibiarkan, menurut Marx, kaum proletar akan memberontak dan menuntut keadilan. Inilah dasar dari marxisme.
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa banyak sejarah-sejarah yang terjadi tentang perjuangan sosialisme di negara amerika latin seperti Venezuela, Brazil, Kuba, dan lain-lain. yang menentang teori kapitalisme di setiap negara mereka yang menyudutkan ideologi Sosialisme. Sosialisme di amerika yang selalu membara dalam perlawanan kapitalisme.  Dengan mengajarkan serta memberikan keteguhan hati maupun semangat tajam akan kebenaran sebuah ideologi Sosialisme yang selama ini dianggap busuk dimata tuan-tuan pemilik modal. Di dalam makalah ini saya akan membahas tentang gerakan sosialisme di salah satu negara Amerika latin yaitu Venezuela.


B.     RUMUSAN MASALAH

            Untuk mempermudah saya akan menyusun rumusan masalah sebagai berikut:
1.      Sebelum Sosialisme muncul di Venezuela.
2.      Sejarah Sosialisme di Venezuela.
3.      Kebijakan untuk Sosialisme di Venezuela.
4.      Faktor Munculnya Sosialisme di Venezuela.
5.      Manfaat bagi masyarakat Venezuels atas Sosialisme.
BAB II
PEMBAHASAN
A.    SEBELUM SOSIALISME DI VENEZUELA
Amerika latin tak jauh beda dari benua asia-afrika dalam hal posisi ketergantungan (Dependensia) terhadap kekuatan kapitalisme global. Infrastruktur ekonomi negara-negara amerika latin pun tentu menjadi sapi perahan penetrasi modal-modal imperialisme melalui proyek Neo-Liberalnya. Perangkat Structural Adjusment Programs (SAP) atau penyesuaian struktur ekonomi di negara-negara Amerika latin begitu massif yang menandakan tonggak merajalelanya praktek Neo-Liberal. Pencabutan subsidi publik, privatisasi, divestasi, deregulasi dan kebijakan pro-pasar bebas lainnya adalah menu santapan utama program ekonomi rezim-rezim pada era tahun 80-an sampai hari ini. Kemiskinanpun bertaburan dimana-mana, pengangguran menjadi pekerjaan utama dan hantu kemelaratan bahkan kematian, setiap hari membebani pikiran rakyat amerika latin. Hal tersebut adalah pemandangan sosial yang tak asing lagi bagi massa rakyat amerika latin. Ketika Mexico dinyatakan default atau tidak mampunya arus kas nekonomi negara untuk membayar utang pada tahun 1982, maka dimulailah babak ekonomi baru amerika latin dengan sejuta ilusi penyelesaiaan yang ditawarkan oleh IMF yang notabene merupakan alat kekuatan imperialisme modal untuk menekan dan memaksakan reformasi ekonomi melalui bengunan sistem ekonomi neo-liberal yang berusaha mengintegralkan sistem ekonomi domestik suatu negara kearah kompetisi pasar bebas (free market Competition) tanpa intervensi politik negara. Kenyataan tersebut menjadi sebuah bom waktu yang suatu saat akan menjadi pemicu krisis baru ketika mencapai titik kulminasinya.
Pada tahun 1989, tahun disaat terpilihnya Carlos Andres Perez sebagai presiden Venezuela, program ekonomi Neo-Liberal pro pasar bebas telah menjadi trend kebijakan yang dijadikan basis utama dalam menggerakkan arah perekonomian domestik negara Venezuela. Program-program seperti pencabutan subsidi publik, privatisasi dan lain-lain pun mulai dijalankan. Tak ayal, program Neo-Liberal Perezpun menuai dampak krisis sosial-ekonomi baru. Gross Domestic Product (GDP) Venezuela mengalami kontraksi sebesar 8,6 persen, kemiskinan meningkat 66,5 persen dari tahun sebelumnya. Gejolak sosialpun tak terhindarkan lagi. Tentu keadaan ini telah menjadi stimulus peningkatan kesadaran politik rakyat venezuela. Disaat badai krisis melanda Venezuela, letupan perlawanan yang berwujud dalam bentuk pemberontakan guna menggulingkan pemerintahan Perez terjadi dibawah pimpinan Hugo Rafael Chavez Frias melalui barisan Bolivarian Revolution bentukannya yang meskipun akhirnya gagal. Namun, kejadian ini meningkatkan popularitas Chaves dimata rakyat ibaratkan tokoh Simon Bolivar yang selama ini menjadi legenda populis rakyat Venezuela. Terlebih lagi, logika pemberontakan yang terbangun dari rakyat akibat kemiskinan dan krisis kesejahteraan semakin meluas. Bayangkan, di negeri yang merupakan penghasil minyak ke-empat terbesar didunia menemui kenyataan bahwa 70 % penduduknya berada dalam garis kemiskinan yang sangat tajam membuat mata terbelalak seakan tak percaya. Kekayaan negara melalui minyak sekan raib entah kemana.

B.     SEJARAH SOSIALISME DI VENEZUELA

a)      kerusuhan Caracazo (El Caracazo) , 1989
Merespon kebijakan pemerintah yang menaikkan tarif bus 30% dan harga BBM naik 100%, amarah rakyat meluap menjadi satu kerusuhan. Presiden Carlos Andres Perez memerintahkan polisi dan tentara untuk menembaki rakyat dengan peluru tajam. Jumlah korban yang berjatuhan diprediksi mencapai 3.000 jiwa. Ini adalah bab gelap dalam sejarah Venezuela dan menjadi awal dari Revolusi Bolivarian.

b)     Kudeta Miliiter Chavez, 1992
Peristiwa Caracazo sungguh merobek-robek kesatuan di dalam angkatan bersenjata. Para tentara yang diperintahkan untuk menembaki rakyat jelata mulai mempertanyakan pemerintahan mereka. Inilah yang menjadi alasan dari kudeta militer yang dilakukan oleh Chavez dan kawan-kawannya di dalam angkatan bersenjata pada tahun 1992. Terinspirasi oleh Simon Bolivar, seorang tokoh pembebasan yang memperjuangkan kemerdekaan Venezuela dari penjajahan Spanyol dan menyatukan Amerika Latin, sebuah kelompok perwira junior yang berpangkat Kapten membentuk Pergerakan Revolusioner Bolivarian 200, atau MBR-200. Kelompok ini terdiri dari Felipe Acosta Carlos, Jesus Urdaneta Hernandez, Rafael Baduel dan Hugo Chavez Frias. Mereka berkomitmen membentuk gerakan revolusioner untuk membebaskan Venezuela dari belenggu penindasan. Gerakan MBR-200 dimulai dalam bentuk kelompok diskusi, namun kemudian mereka berinisiatif merancang sebuah kudeta.
Pada tanggal 27 November, MBR-200 meluncurkan pemberontakan militer  mereka. Namun percobaan kudeta mereka mampu dipatahkan. Pada saat percobaan kudeta militer tersebut, tidak ada dukungan dari rakyat pekerja sama sekali. Rakyat pekerja tidak tahu apa yang sedang terjadi. Mereka tidak dimobilisasi sama sekali. Karena mereka tidak tahu apakah kudeta ini adalah progresif atau reaksioner, maka mereka pasif saja.
Ketika kudeta MBR-200 dipatahkan dan terungkap bahwa kudeta ini punya maksud progresif, Hugo Chavez lalu dilihat sebagai simbol perjuangan oleh rakyat miskin. Ia dianggap sebagai pahlawan anti korupsi karena berani melawan pemerintahan yang korup.
Namun percobaan kudeta militer yang dilakukan oleh MBR-200 bukanlah jalan terbaik untuk menjawab kegelisahan-kegelisahan massa rakyat. Kudeta militer yang dilakukan Chavez lewat MBR-200 bukanlah sebuah langkah revolusioner. Hal itu lebih cenderung kepada petualangan politik sekelompok perwira militer daripada revolusi. Chavez mengakui kesalahannya ini dan menyadari bahwa revolusi tidak ada artinya tanpa gerakan massa rakyat.
Absennya sebuah organisasi yang bisa menggalang aksi massa memang sering menimbulkan petualangan-petualangan politik dan militer dari mereka yang jujur ingin membebaskan rakyat. Dan karena keabsenan inilah maka Chavez terdorong ke depan menjadi simbol perjuangan.
Menjelang pemilu tahun 1993 di Venezuela, para politisi menggunakan isu-isu populis untuk meraih dukungan rakyat. Bahkan kudeta militer yang terjadi di tahun 1992 menjadi isu yang diangkat ke permukaan untuk mendongkrak perolehan suara. Pemilu 1993 mengantarkan Rafael Caldera meraih kursi kepresidenan. Ia mendapat dukungan dari partai-partai kiri, sosial demokrat dan kelompok sayap kanan-tengah.
c)      Mulai menghimpun gerakan massa rakyat
Sejak dibebaskan dari tahanan pada tahun 1995 , Chavez bersama MBR-200 mulai bergerak ke pelosok-pelosok negeri untuk menghimpun kekuatan rakyat dengan membentuk komite-komite Bolivarian dan menyerukan pembentukan Majelis Konstituante. Bersama gerakannya, Chavez melakukan program-program yang tersusun secara sistematis untuk mengetahui harapan dan keinginan massa rakyat, serta melakukan kerja-kerja nyata untuk mengubah kondisi massa rakyat pada tahun 1995 - 1996.
Di tahun 1997, MBR-200 memutuskan untuk maju dalam Pemilu 1998. Sebagai kendaraan politik di tahun yang sama mereka membentuk partai baru yang dinamakan Pergerakan Republik Kelima (Movimiento V [Quinta] República, MVR). Partai ini mengusung ideologi Bolivarianisme, sebuah ide populis pro-rakyat miskin dengan figur Simon Bolivar, sang pembebas Amerika Latin. Dengan mengangkat isu anti kemiskinan dan anti korupsi, Chavez mampu meraih 56% suara dan memenangkan Pemilu 1998. Kemenangan ini disambut dengan suka cita oleh rakyat miskin Venezuela.

d)     Kudeta April 2002
Pada 9 April 2002, CTV dan Fedecamaras menyerukan kepada para pendukungnya untuk melakukan aksi mogok selama 2 hari. Fedecamaras menyerukan kepada kaum borjuis untuk melakukan lockout. 11 April, ratusan ribu orang yang dimobilisasi oleh kaum kapitalis Venezuela, bergerak menuju kantor pusat PDVSA di kota Caracas dan aksi dilanjutkan menuju istana presiden di Milaflores. Ratusan ribu peserta yang mengikuti aksi itu bertujuan untuk menggulingkan kekuasaan Chavez. Terlihat jelas sekali komposisi dalam demonstrasi oposisi tersebut, mereka semua memakai baju yang bagus-bagus dan berdandan rapi, gemuk dan sehat. Sedangkan ratusan ribu massa rakyat pendukung Chavez yang juga berkumpul di depan istana presiden berpakaian lusuh dan kotor.
Di sore hari, Chavez mengeluarkan himbauan agar seluruh massa aksi kembali ke rumah dengan tenang. Namun ketika rekaman itu ingin disiarkan lewat televisi, terjadi sabotase yang dilakukan oleh kelompok oposisi. Media-media elektronik dikendalikan oleh kelompok oposisi. Mereka menyebarkan kebohongan-kebohongan untuk menyerang dan menyudutkan posisi Chavez, serta membingungkan massa rakyat. Terjadi sebuah kudeta media, dimana media kapitalis dimobilisasi untuk menggulingkan pemerintahan Chavez.
Menjelang malam hari, istana Milaflores dikepung tentara anti-pemerintah dengan bersenjatakan artileri berat. Mereka masuk ke istana dan meminta Chavez untuk mundur dari jabatannya. Jika tidak, mereka mengancam akan mengebom istana. Dan pada tanggal 12 April, dini hari, melalui media televisi, Jenderal Lucas Rincon mengumumkan bahwa Chavez telah mengundurkan diri.
Pada tanggal 12 April, kelompok oposisi segera mengukuhkan Pedro Carmona menjadi presiden Venezuela ad interim. Kemudian ia mengeluarkan dekrit untuk membubarkan Majelis Nasional dan Mahkamah Agung, membatalkan konstitusi 1999. Carmona juga membubarkan lembaga-lembaga negara lainnya, memecat semua gubernur-gubernur dan walikota di negara bagian.
13 April, istana Milaflores telah dipenuhi oleh massa rakyat yang mendukung Chavez. Mereka menuntut kembalinya Chavez. Berita perlawanan ini meyakinkan para tentara bahwa Chavez masih didukung oleh rakyat. Sebelumnya mereka ragu akan apa yang sedang terjadi. Tetapi setelah menyaksikan keteguhan hati dari perlawanan rakyat, maka tentara pun dengan tegas mendukung Chavez.
Para tentara yang pro-Chavez segera mengambil alih istana Milaflores dari kelompok oposisi. Kelompok oposisi yang sebelumnya berpesta pora dan mabuk kekuasaan segera dibangunkan dari kemabukan mereka oleh amarah jutaan rakyat dan bayonet tentara. Mereka segera ditahan. Pada malam hari tentara menjemput Chavez dari lokasi penahanan ke istana Milaflores dengan menggunakan helikopter. Jutaan rakyat bersorak sorai, dengan air mata kebahagiaan, menyambut kembalinya Presiden mereka. Untuk pertama kalinya mereka membuat sejarah, yakni menggagalkan kudeta yang sudah begitu sering terjadi di Amerika Latin. Tidak bisa dilukiskan situasi yang begitu revolusioner di antara massa rakyat pada saat itu.
Kaum borjuasi tidaklah segan-segan membubarkan semua institusi demokrasi ketika mereka merebut kekuasaan. Namun Chavez justru setelah diselamatkan oleh massa rakyat mengambil kebijakan yang lunak terhadap kaum oposisi dengan yidak menindak tegas. peristiwa kudeta April 2002 ini menjadi satu momen yang menggoncang kesadaran rakyat pekerja Venezuela dan membuat mereka percaya diri. Laju Revolusi Venezuela semakin kuat. Massa semakin teradikalisasi, dan ini membuat Chavez juga semakin radikal, hingga pada tahun 2005 dia dengan tegas menyatakan bahwa tujuan Revolusi Bolivarian adalah sosialisme.


C.    KEBIJAKAN REVOLUSIONER VENNEZUELA
1.      Perubahan Konstitusi
Perubahan konstitusi yang lama, yang merupakan warisan dari pemerintahan oligarki lama dan hanya menguntungkan kaum kapitalis dan pemilik tanah besar di Venezuela. Dibutuhkan sebuah konstitusi yang perancangannya dan penyetujuannya dilakukan oleh seluruh rakyat Venezuela, sebuah konstitusi yang berpihak pada rakyat miskin.
Konstitusi baru atau lebih popular dengan nama Konstitusi 1999, terdiri 350 artikel dan menjadi konstitusi terpanjang di dunia. Banyak perubahan-perubahan signifikan dalam konstitusi baru. Antara lain, perubahan nama negara, dari "Republik Venezuela" menjadi “Republik Bolivarian Venezuela”. Selain itu juga terdapat perubahan struktur negara, dan salah satunya adalah bahwa presiden dapat direcall (diberhentikan) melalui referendum, satu pasal yang benar-benar demokratis. Kalau rakyat sudah tidak puas dengan kinerja presiden, mereka tidak perlu menunggu sampai masa jabatan sang presiden berakhir. Presiden tersebut dapat langsung diberhentikan oleh rakyat sendiri melalui referendum popular. Dan ini bukan hanya sebatas formalitas.
2.      Program Nasionalisasi migas.
program nasionalisasi migas di negara tersebut yang hasilnya didistribusikan kepada rakyat melalui program subsidi kesehatan, pendidikan dan harga minyak serta bensin murah untuk rakyatnya. Ini adalah bentuk perombakan total dari ekonomi kapitalis menjadi ekonomi sosialis. Dengan adanya nasionalisasi atas banyak perusahaan asing, pemerintah mampu mengontrol jalannya perusahaan sehingga keuntungan maksimal dapat dimiliki negara.
3.      Membentuk Kebudayaan dan Kekuatan Militer.
membangun budaya dan kekuatan tentara rakyat dalam guna menggalang kekuatan militer yang kokoh dan siap bertempur bila ada ancaman dari pihak pro kapitalis yang sewaktu-waktu dapat menggulingkan kekuasaannya dalam pemerintahan
4.      pemerintah Venezuela untuk tidak memperpanjang izin RCTV menjadi gambaran keseriusan pemerintahan Chavez dalam memblokade pengaruh kapitalis melalui media massa

D.    FAKTOR MUNCULNYA SOSIALISME DI VENEZUELA
a.       kapitalisme bukanlah solusi bagi negara mereka yang sedang berkembang. Mereka membutuhkan sebuah ideologi yang mampu membangkitkan semangat juang rakyatnya melawan penindasan. Venezuela melalui presidennya Hugo Chaves melakukan nasionalisasi terhadap kilang-kilang minyak dan sumur minyak Venezuela, dia beranggapan melalui sosialisme negaranya akan kuat
b.      kapitalisme yang dilakukan secara brutal sehingga menciptakan kemiskinan dan kesengsaraan.
c.       Sosialisme adalah solusi untuk merevolusi kapitalisme yang buas.

E.     MANFAAT MUNCULNYA SOSIALISME DI VENEZUELA
1.      Pertumbuhan ekonomi Venezuela cenderung stabil dengan memiliki cadangan devisa 40 milyar dollar untuk negara sekelas Venezuela. Dengan tidak bekerja sama dengan negara-negara kapitalis semisal Amerika Serikat dan sekutunya. Sebagai solusi, Venezuela menjalin kerja sama dengan Negara-negara sekutunya, seperti Iran, Cina, dan Belarusia serta aktif berdiskusi dengan pemimpin Kuba Fidel Castro guna menciptakan sebuah sistem keuangan sendiri. Kini,
2.      Meningkatnya lapangan kerja dan pendapatan yang perkapita. Perusahaan swasta dapat untung juga karena saat konsumsi meningkat (faktor yang sangat bergantung pada pendapatan per kapita), permintaan akan barang dan jasa juga meningkat. Akhirnya produksi terdongkrak.
3.      meningkatnya anggaran dana sosial sangat membantu masyarakat miskin. Politik sosial seperti ini memberi warna khusus bagi Chávez, karena mayoritas orang miskin di banyak negara maju sekalipun tak disentuh kebijakan ekonomi pemerintah

BAB IV
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Marxisme atau sosialisme mulai berkembang di Venezuela kala Presien Hugo Chavez memimpin negeri yang beribukota di Caracas ini pada tahun 1998 pasca memenangkan pemilihan umum dengan 56% suara. Hugo Chavez sendiri adalah sosok yang sangat mengidolakan Simón Bolívar, juga banyak dipengaruhi oleh Juan Velasco Alvarado, presiden Peru, dan berbagai macam pemimpin komunis dan sosialis, termasuk Fidel Castro dan juga sangat mencintai sosialissme itu sendiri.
Hal itu pula yang menggerakkan Chavez sangat vokal menentang pemerintah dan membentuk Gerakan Republik Kelima(Movement of the Fifth Republic), sebuah organisasi kiri yang mempromosikan bentuk sendiri sosialisme demokratis, yang ia sebut "Sosialisme Abad 21". Sebelumnya Hugo Chavez pernah memimpin 5000 tentara untuk melakukan kudeta berdarah pada 4 Februari 1992 atas Presiden Carlos Andres Perez  walau kemudian kudeta itu gagal dan Chavez sendiri dipenjarakan. Gerakan Republik Kelima(Movement of the Fifth Republic) ini dibentuk pada September 1992 setelah kudeta kedua Chavez pada Presiden Carlos Andres Perez juga berujung kegagalan dan pemenjaraan atas dirinya. Gerakan ini adalah bentuk transisi Chavez dari militer menjadi politikus. Sebagai pimpinan Revolusi Bolívar, Chávez mempromotori visi demokrasi sosialis, integrasi Amerika Latin, dan anti-imperialisme. Revolusi Bolívar  merupakan implementasi dari platform Bolivarianisme semasa kampanye-nya yang pada intinya anti-imperialisme, kedaulatan Venezuela, sebuah demokrasi kerakyatan yang melibatkan partisipasi massa dalam pemerintahan, membangun ekonomi swasembada dan nasionalisme yang kuat, distribusi minyak secara merata ke seluruh warga dan memerangi kleptokrasi korup yang telah mendominasi Venezuela.










DAFTAR PUSTAKA

Will Kymlica, (2011). Filsafat Politik Kontemporer. Jogjakarta:Pustaka pelajar
Lorens Bagus, Edisi 1., November 1996, Kamus Filsafat, Jakarta:Gramedia(Online)
Herdiansyah,Semangat Sosialisme Di Amerika Latin, 12 april 2008(Online)https://herdiansyah.wordpress.com (Diakses 9 Desember 2014)
Anggota PRP Komite Kota Persiapan Samarinda, Gerak menuju Sosialisme di venezuela(Online)http://www.militanindonesia.org(Diakses 9 Desember 2014)

Berg, Marijke van den,”Sosialismenya Venezuela Jauh Lebih Bagus”,Kompas, 12 April 2008(online)http://www.kompas.com/read/xml/2008/04/21/05225689/sosialismenya.venezuela.jauh.lebih.bagus (diakses 12 desember 2014)

1 comment:

  1. yuk main sabung ayam
    yuk main agen sabung ayam
    yuk main judi sabung ayam online
    yuk main bolavita
    yuk main asianbookie

    BANDAR Taruhan Online Terpercaya BOLAVITA

    1. agenpialadunia2018-blog.logdown.com

    ReplyDelete