A. Pengaruh Yunani atas Kebudayaan dan pendidikan.
Pengaruh
Yunani mulai sangat perngaruh atas kebudayaan dan pendidikan. Dikalangan ilmuan
muslim pengaruh yunani mulai berpengaruh pada masa Bani Umayyah. Di masa itu filsafat yunani banyak digunakan oleh ilmuan-ilmuan
muslim dalam mengembangkan kemajuan pendidikan Islam, yang mana telah
melahirkan ilmuan-ilmuan islam seperti, Jabbir
Ibnu Hayyan, Al-Khindi, Al razi, Al-khuwarizmi, Al-farobi, ibnu umar khayyan,
ibnu rusydi dan sebagainya, melalui merekalah pengetahuan islam telah
melakukan infestigasi dalam ilmu ke dokteran, teknologi, matematika, geografi
dan bahkan sejarah.
Dan puncak perkembangan kebudayaan
yunani dalam pemikiran islam adalah pada masa Bani Abbasiyah. Seluruhnya berawal dari kreatifitas para penguasa
Bani Abbasiyah. Dalam bidang pendidikan, telah didirikan dua lembaga pendidikan
yaitu Maktab dan Masjid. Yaitu maktab sebagai lembaga pendidikan anak-anak untuk mengenal
dasar-dasar bacaan, hitungan, dan tulisan, sedangkan Masjid adalah tempat
para remaja untuk mengenal dasar-dasar agama , seperti tafsir, hadits, fiqh,
dan bahasa.
Ketika Bani Abbasiyah telah benar
memegan kekuasaan Islam, mulailah Islam terjadi transformasi besar-besaran
yaitu penerjemahan buku peninggalan Yunani dalam bahasa Arab terutama dalam
bidang kedokteran dan filsafat. Yang dibagi menjadi tiga periode :
1.
Masa Kekhalifaan
Al-Manshur sampai akhir masa harun al-Rasyid, buku yang terjemahkan :
Kalila Wa dimah ( Mitologi Persia)
Simbad ( India)
Buku-buku Logika (manthiq) Aristoteles.
2.
Periode al-Ma’mun,
yaitu dari tahun 198 sampai 300 H.Al-ma’mun kholifah yang banyak berjasa dalam
menerjemahkan karya-karya yunani,
yang dibaca oleh karya ilmuan muslim ini memberikan motifasi untuk menggunakan
logika dalam membahas ajaran islam dan mengembangkan serta menemukan berbagai
macam ilmu pengetahuan yang baru. Pada periode ini, penerjemahan buku-buku
filsafat mulai mendapatkan porsi yang lebih besar daripada kedokteran,
3.
Periode ketiga adalah
periode paska al-Makmun
yang memunculkan beberapa penerjemah handal seperti Mata bin Yunus, Sannan bin
Tsabit, Yahya bin Adi, Ibn Zur’ah. Pada periode inipun, yang mendapatkan porsi
terbesar adalah penerjemahan buku-buku filsafat, terutama karya-karya
Aristoteles.
Faktor Pendorong
Penerjemahan Secara Besar-besaran.
·
kemajuan intelektual umat Islam cenderung datar.
·
pemikiran keagamaan umat Islam sudah melonjak jauh
·
terdapatnya kecenderungan para khalifah Abbasiyah
B.
Pengaruh Dari Barat
Dengan adanya perkembangan
Barat yang pesat membuat saat ini
muncul stereotype bernada negatif atas budaya Barat. Di Indonesia,
budaya Barat disebar seiring kekuasaan kolonial. Barat yang dimaksud di dalam
tulisan ini adalah Negara-negara Eropa, terutama Belanda, yang melakukan
kolonisasi atas kepulauan Nusantara. Dengan
demikian, terdapat pengaruh Barat tertentu yang terus membekas
di dalam struktur kebudayaan hingga kini. Misalnya sistem pendidikan.
Pendidikan merupakan salah satu komponen nonmaterial kebudayaan yang punya
peran signifikan dalam melestarikan suatu budaya. Selain pendidikan, mekanisme
administratif pemerintahan Belanda juga punya pengaruh tersendiri atas
pembentukan sistem sosial maupun politik. Sisa-sisa
pengaruh ini kurang begitu kuat mempengaruhi benak kesadaran masyarakat, sebagai contoh bangsa Barat utama
yang pengaruhnya cukup membekas adalah Portugis dan Belanda. Terutama Belanda,
budaya kedua bangsa ini sebagian terserap ke dalam struktur budaya Indonesia.
Dalam segi kebudayaan
pengaruh barat sangatlah besar karena diiringi dengan peninggalan-peninggalan
yang dapat kita temui dan menjadikannya sesuatu yang membekas dalam suatu
wilayah atau negara, sebagai contoh Indonesia yang dijajah oleh Portugis dan
Belanda yang begitu lama, pasti meninggalkan jutaan kebudayaan Barat yang
sampai saat ini dapat kita rasakan, dalam berbentuk maupun tidak berbentuk,
jika dalam berbentuk kita dapat melihat bangunan atau benteng-benteng sisa dari
peninggalan barat.
Sebagai contoh, tahun 1641 orang
Belanda merebut Malaka dari Portugis. Sebelumnya, tahun 1619 mereka sudah
membangun benteng kuat di Batavia saat menguasai Banten, pelabuhan dagang
nusantara lain yang penting. Tahun 1755, VOC mengadakan perjanjian Gianti
dengan Mataram Islam, kerajaan yang merupakan salah satu rival mereka dalam
menguasai jalur dagang. Dalam perjanjian Gianti, Mataram dipecah menjadi
Yogyakarta, Surakarta, dan Mangkunegara. Tahun 1799, VOC (perusahaan swasta
Belanda) bangkrut. Mulai tahun tersebut orang-orang Belanda mengatasnamakan
Kerajaan Belanda dalam mengelola Indonesia. Dengan ini kita dapat
melihat bahwasannya pengaruh barat dalam bidang kebudayaan sangatlah besar dan
dapat berkembang ke generasi selanjutnya dengan baik, agar tetap terjaga.
Dalam bentuk lainnya
kebudayaan barat juga meninggalkan bentuk-bentuk peninggalan di Indonesia seperti:
Rumah Tinggal, Peninggalan budaya Belanda lain adalah rumah
tinggal, seperti diketahui, orang-orang Belanda
kebanyakan tinggal di sentra-sentra kegiatan ekonomi di mana tanah dan material
bangunannya cukup mahal, selain orang biasa, konstruksi bangunan Belanda
juga banyak dipakai oleh keluarga-keluarga priyayi Indonesia. Kemudian kebudayaan selanjutnya dari segi Agama, kebudayaan barat juga
menyebarkan keyakinannya terhadap negara-negara yang di jajahnya Naiknya
dominasi Belanda membuat pergerakan misionaris Katolik Portugis tersendat untuk
kemudian digantikan zending Protestan Belanda. Kekuatan pengaruh Katolik
Portugis hanya tersisa di Flores dan Timor. Pengaruh Belanda di bidang agama
terutama di Sumatera Utara (terutama di Tanah Batak), Sulawesi Utara (terutama
di Manado dan Minahasa), Kepulauan Maluku (terutama di Ambon), Papua (termasuk
Papua Barat), serta Sulawesi Tengah-Selatan (terutama Tana Toraja). Begitulah contoh-contoh penyebaran kebudayaan yang tersebar.
Terlepas dari itu semua,
penyebaran kebudayaan juga memiliki dampak yang buruk terdapat didalamnya, Salah
satu gejala sosial yang paling sederhana, dapat dilihat pada permasalahan
perasaan malu. Jika dulu perasaan malu dominan dalam kehidupan masyarakat, namun
kini perasaan tersebut semakin menipis dan menguap, sehingga melicinkan mereka
untuk melakukan hal-hal yang semula di pandang kurang bahkan tidak pantas. Di antara pengaruh dunia Barat yang tertanam pada bangsa kita, khususnya
anak usia sekolah adalah sebagai berikut: Narkoba dan miras, hal
ini tidak lepas dari bawaan barat yang buruk di era sekarang karena dapat
mempengaruhi satu dengan lainnya, tidak
ada hubungannya narkoba dengan prestasi, gengsi, kemajuan zaman. Selain itu terdapat sek bebas
yang marak terdapat diberbagai negara terutama kebudayaan barat
Kebobrokan semakin telanjang. Indonesia makin terbelenggu syahwat (harta, tahta
dan wanita), kenyataan menjadi malapetaka dan ironisnya, Indonesia semakin
tenggelam dalam hubungan syahwat dan bermandikan birahi korupsi, kolusi,
nepotisme, perselingkuhan, perzinahan, pelecehan seksual dan obral aurat bukan
barang yang aneh lagi.
Itulah contoh dari sebuah pengaruh buruk dari kebudayaan barat yang berlangsung
pada saat ini.
Dalam segi Pendidikan, kebudayaan barat
memberikan dampak-dampak yang semuanya dapat dibincangkan seperti halnya yang
terjadi di Indonesia, salah satu
pengaruh peradaban Belanda atas struktur budaya Indonesia adalah pendidikan.
Sistem pendidikan Belanda bersaing dengan sistem pendidikan lokal Indonesia
yang umumnya berupa pecantrikan dan mandala. Juga, sekolah-sekolah Belanda
mulai menyaingi pesantren, lembaga pendidikan yang banyak dipengaruhi Islam.
Sekolah, sebagai basis proses pendidikan formal
Indonesia saat ini, merupakan wujud nyata membekasnya pengaruh Belanda. Peserta
didik dibagi ke dalam lokal-lokal menurut rombongan belajar, di setiap kelas
peserta didik duduk dalam beberapa banjar menghadap ke depan, dan guru berdiri
di muka kelas selaku narasumber utama belajar. Ini serupa dengan struktur kelas
di dalam gereja sejak masa skolastik Eropa. Namun, sistem persekolahan Belanda
awalnya bersifat segregatif. Ada sekolah khusus Belanda dan Eropa seperti
Europesche Lagere School (ELS), untuk Tionghoa semisal Hollands Chinese School,
ataupun Indlansche School untuk pribumi.
Ciri umum sistem pendidikan Belanda adalah
pembagian jenjang pendidikan berdasarkan tahun. Misalnya suatu jenjang
pendidikan dasar ditempuh selama lima atau enam tahun dan lanjutannya selama
tiga tahun. Selain itu, terdapat prasyarat usia sebelum seorang peserta didik
dimasukkan ke jenjang pendidikan tertentu. Sistem pendidikan barat di Indonesia
lebih serius digarap Belanda sejak abad ke-18 dan semakin tegas tatkala Politik
Etis diberlakukan tahun 1911 lewat tokoh liberalnya, Van Deventer. Sebelum
Politik Etis, tujuan pembentukan sistem pendidikan Belanda bagi orang Indonesia
sekadar untuk menyediakan tenaga ahli yang murah untuk mengerjakan administrasi
kolonial. Ini guna mengantisipasi meluasnya wilayah kekuasaan Belanda. Luasnya
wilayah kelola tentu diiringi kerumitan serupa dalam tata administrasinya.
Interaksi sosial dan budaya yang dialaminya, juga
dapat menimbulkan permasalahan-permasalahan dari dalam kehidupan mereka. Pada
saat tersebut, mereka pun secara jelas sedang mengalami goncangan-goncangan
yang sering bermakna pada anggota badannya hingga membingungkan.
Dalam kehidupan antar bangsa yang tidak dapat
kita hindarkan adalah terdapatnya interaksi budaya dan norma antar barat dan
timur dalam kehidupan sehari-hari. Sebagaimana kita ketahui dan sadari setiap
interaksi sosial akan memberikan pengaruh satu dengan yang lain, baik langsung
ataupun tidak langsung, sedikit ataupun banyak pengaruh tersebut dapat
berbentuk adaptasi yang positif, dalam arti tidak menimbulkan kegoncangan dan
permasalahan. Namun tidak jarang dapat merusak dan mencemaskan serta merugikan
kebudayaan bangsa yang dihormati dan diamalkan aspek-aspeknya. dalam kehidupan
sehari-hari bukan tidak mungkin akan terdesak dan semakin ditinggalkan oleh
mereka yang sangat tertarik, bahkan tergila-gila dengan unsur-unsur budaya
asing. Kenyataan menunjukan bahwa kadangkala orang timur yang terpesona dengan
kebudayaan barat akan hidup dengan pola kebarat-baratan dan antipati terhadap
budaya bangsa sendiri.
No comments: