1.
Sejarah
Realisme
Seperti
yang diketahui, Hubungan Internasional merupakan disiplin ilmu yang bersifat
dinamis. Hal tersebut disebabkan karena banyaknya perbedaan cara pandang dalam
melihat hubungan internasional itu sendiri. Tidak heran terdapat perdebatan
besar-perdebatan besar yang muncul mengenai perbedaan perspektif tersebut.
Realisme merupakan salah satu contoh perspektif dalam Hubungan Internasional.
Perspektif ini tidak dapat dipertanyakan mengenai kekuatan bertahannya dalam
Hubungan Internasional. Faktanya, banyak masyarakat yang menerima pemikiran
kaum Realis karena menyediakan alasan-alasan yang logis dan sampai kapan pun
akan terus ada sehingga menurunkan teori-teori turunannya. Dalam pandangan kaum
Realis, negara merupakan aktor utama, sementara aktor non-state dipandang tidak
penting. Anarki merupakan salah satu dari ciri Realisme dimana negara memegang
kedaulatan tertinggi, tidak ada yang lebih/paling berkuasa di atas negara.
Contoh dari pemikiran Realis mengenai hal ini adalah Uni Eropa dimana setiap
negara masih memegang kedaulatannya. Realisme memandang mengenai international
politic yang bersifat kompetitif dan cenderung konfliktual. Negara berkonflik
untuk survive. Survive merupakan satu dari asumsi utama Realisme, selain
survive kaum Realis menggunakan relative game daripada absolute game. Dalam hal
ini Realisme melihat mendapatkan sedikit lebih baik daripada tidak mendapatkan
sama sekali
2.
Perspektif
realis dalam hubungan internasional
Realis menganggap bahwa
negara berdaulat adalah kunci dalam hubungan internasional. Realis beranggapan
bahwa dengan membangun kedaulatan yaitu dengan memperkuat kekuatan negara
adalah kunci untuk mendapatkan sebuah perdamaian. Dengan adanya kedaulatan maka
keamanan negara akan bebas dari berbagai ancaman.
Pada dasarnya setiap
negara dalam hubungan internasional dimotivasi oleh sebuah dorongan kekuasaan
untuk mengejar kepentingan nasional . realisme sangat menantang liberalisme.
Realism menganggap bahwa masalah utama dalam hubungan internasional adalah
kondisi anarki, yang berarti tiadanya sebuah otoritas kedaulatan pusat yang
mengatur berbagai hubungan di antara negara-negara.
Realisme berpandapat
bahwa konflik merupakan realitasa yang selalu ada dalam hubungan internasional.
Niat agresif dari berbagai negara ditambah tidak adanya pemerintah dunia yang
mengatur negara-negara.
Untuk memperkuat
keamanan negara serta mencegah satu negara manapun untuk menjadi adikuasa yang
dapat menjadi ancaman bagi perdamaian dan keamanan bagi negara-negara lainnnya.
Membentuk aliansi-aliansi antar negara untuk mempelihara sebuah persamaan
tatanan dan keamanan.
Institusi-institusi dan
hokum internasional memainkan peran penting dalam hubungan internasional,
tetapi hanya bias efektif jika didukung oleh kekuatan atau sanksi efektif.
3. Ide-ide dan Asumsi Realisme
Manusia pada hakikatnya
adalah makhluk selfish (mementingkan
diri sendiri). Negara, layaknya manusia, bertingkah laku mementinkan dirinya
sendiri. Karena negara merupakan actor utama dalam hubungan internasional. Dua
hal penting tentang negara-negara adalah :
a) Negara
itu berdaulat. Kedaulatan adalah konsep kunci dalam hubungan internasioanl.
b) Negara
dimoticasi oleh kepentingan nasioanl. Mereka mengarahkan kebijakan luar negeri
untuk meraih kepentingan nasional.
Kekuasaan merupakan kunci untuk memahami
tingkah laku internasional dan motivasi negara. Hubungan internasional penuh
konflik. Karena setiap negara memiliki niat agresif yang anarki.
No comments: